WahanaNews-Jakarta | saat ini ada miliaran penduduk bumi dan jumlahnya terus bertambah setiap harinya. Bank Dunia perkirakan bahwa jumlah itu akan terus bertumbuh mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050 dan 11,2 miliar pada 2100.
Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, tidak dapat dipungkiri bahwa pertambahan kebutuhan pangan akan berakselarasi secara signifikan.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Tak Respons Panggilan Tim Hukum Anies-Muhaimin di MK
Oleh karena itu, industri pertanian perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi cryptocurrency dan blockchain demi mengejar pemenuhan kebutuhan pangan dunia dengan sistem produksi yang inovatif.
International Blockchain Olympiad, didirikan pada tahun 2017, adalah kompetisi global tahunan yang mengundang siswa seluruh dunia untuk menggali usulan solusi nyata bagi masalah dunia dengan memanfaatkan teknologi blockchain.
Masalah produksi pertanian seperti di atas adalah salah satu contoh masalah dunia yang dapat terbantu dengan teknologi blockchain.
Baca Juga:
Rapat Paripurna DPR RI ke-14 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2023-2024: Setujui 26 RUU Kabupaten/Kota
Collin Junus adalah siswa Indonesia pertama yang berhasil mencapai babak final dunia (satu dari dua belas finalis delegasi internasional) untuk mewakili Indonesia pada kompetisi International Blockchain Olympiad (IBCOL) tersebut yang terakhir kali diadakan pada Oktober 2021.
Dalam kompetisi yang diikuti 1000 lebih siswa dari 60-an negara tersebut, pelajar Jakarta Intercultural School berusia 17 tahun ini mengangkat penelitian tentang teknologi blockchain dalam membantu meningkatkan proses operasi dan profitabilitas pertanian di negara berkembang seperti Indonesia.
Bekerja sama dengan Dr. Ir. Richard Mengko dari ITB (Institut Teknologi Bandung), dosen dan pakar bidang teknologi dan computer science, Collin melakukan penelitian tentang bagaimana Indonesia dapat menerapkan sistem blockchain untuk petani.