WahanaNews - Jakarta | PT PLN (Persero) saat ini sedang mengebut kepastian proyek apa saja yang akan dilakukan lewat skema pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP).
Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly menjelaskan, pada pertengahan Agustus ini, PLN akan melaunching proyek dekarbonisasi apa saja yang akan dibiayai lewat mekanisme JETP.
Baca Juga:
Bantu Pulihkan Kelistrikan di Sukabumi Pasca Bencana, PLN Bekasi Kirim 50 Personel
"Rencananya, pertengahan Agustus ini kami akan menyelesaikan Comperhensive Investment Plan and Policy (CIPP) terkait proyek apa saja yang akan dibiayai oleh JETP," ujar Sinthya di Jakarta, dikutip Minggu (25/6/2023).
Sinthya juga menjelaskan, proyek dekarbonisasi ini meliputi pensiun PLTU, proyek pengembangan EV hingga rencana pembangunan pembangkit EBT.
Meski demikian, ia masih enggan merinci lokasi dan jenis proyek. Namun yang pasti, kata dia, beberapa PLTU yang direncanakan akan dihentikan operasionalnya bakal masuk dalam list ini.
Baca Juga:
Peduli Korban Terdampak Banjir Pelabuhan Ratu Sukabumi, PLN Jabar Kirim Bantuan Hygiene Kit
"Banyak, itu ratusan project, macam-macam, pembangkit, transmisi. Pensiun dini itu masuk dalam petimbangan juga untuk dikaji," ujar Sinthya.
Ia juga menjelaskan, dengan adanya CIPP ini, maka investor maupun mekanisme JETP bisa langsung mengeksekuinya. Hanya saja, menurut Sinthya, CIPP ini membuka peluang adanya revisi RUPTL kedepan.
"RUPTL ini kan sebenarnya memang rencana pembangunan pembangkit listrik yang memang akan dieksekusi. Namun jika lewat CIPP ini ada perubahan dan usulan, maka jika RUPTL perlu diubah ya nanti kita ubah," papar Sinthya.
Meski begitu ia menilai, lewat CIPP ini, akan lebih rigid proyek mana saja yang bisa diserap pendanaannya lewat JETP. Namun, belum tentu seluruh proyek bisa diserap lewat mekanisme ini.
Adapun PLN, kata dia, siap membuka peluang kerjasama baik lewat JETP ini maupun lewat mekanisme ETM yang diluncurkan pemerintah.[mga]