Jakarta.WahanaNews.co, DKI Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta meminta peserta pemilihan umum (pemilu) untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwa, dan oleh karena itu perlu menyiapkan strategi koping (coping mechanism) atau strategi untuk beradaptasi dalam menghadapi tekanan.
"Untuk mengatasi stres ini, penting bagi peserta pemilu untuk memiliki strategi koping yang efektif, seperti mendukung sistem sosial, konseling profesional, dan kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dihubungi di Jakarta, Selasa (6/2/24).
Baca Juga:
Perwakilan Pemerintah Jakarta Pusat Ziarah ke TMP Nasional Kalibata
Menurut Ani strategi koping merupakan suatu cara yang dilakukan tiap individu untuk mengatasi dan mengendalikan masalah yang dialami dan dipandang sebagai hambatan.
Strategi ini bisa mengurangi dampak buruk akibat stres, baik dari segi kesehatan fisik ataupun jiwa.
Ani menyebut faktor terjadinya stres pada peserta pemilu antara lain adanya tekanan untuk menang atau memenuhi harapan pribadi dan kelompok, investasi waktu, tenaga, dan biaya yang besar selama kampanye, dan dinamika persaingan yang tinggi dan terkadang negatif.
Baca Juga:
Komisi D DPRD DKI: Bahan Bakar RDF Rorotan Bisa Redakan Kemacetan
"Lalu adanya ketidakpastian hasil dan dampaknya terhadap karir atau masa depan politik mereka," ujar Ani.
Ani berharap setiap peserta pemilu dapat memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, mencari dukungan dan bantuan profesional ketika menghadapi tekanan mental atau emosional, dan menjalin komunikasi yang efektif.
Lalu mendapatkan dukungan sosial dari keluarga, teman, serta rekan kerja, menerima hasil pemilu dengan sikap positif dan konstruktif, serta mengakui segala kemungkinan dengan lapang dada.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta menyiapkan fasilitas kesehatan (faskes) dan layanan kesehatan jiwa bagi peserta Pemilu 2024 di puluhan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
"Bila ada peserta pemilu, calon legislatif (caleg), atau tim sukses (timses) stres hingga gangguan jiwa atau kesehatan mental karena gagal dan perlu pendampingan psikolog, maka kami siap. Mereka tersebar di 25 puskesmas se-DKI Jakarta dan 13 RSUD," kata Ani .
Prosesnya dimulai dengan skrining dan tindak lanjut awal di 44 puskesmas pada setiap kecamatan dan dapat dirujuk ke RSUD yang mempunyai layanan psikiatri, termasuk tindak lanjut oleh dokter spesialis kesehatan jiwa.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]