Jakarta.WAHANANEWS.CO - MARTABAT Prabowo-Gibran merespons rampungnya pembangunan fasilitas uji kendaraan bermotor (proving ground) kelas dunia di Bekasi sebagai sinyal kuat bahwa kawasan aglomerasi Jabodetabekjur kian siap naik kelas menjadi kota berdaya saing global.
Organisasi relawan nasional ini menilai kehadiran infrastruktur strategis tersebut memperkuat posisi Bekasi dan wilayah sekitarnya sebagai simpul industri, teknologi, dan keselamatan transportasi nasional.
Baca Juga:
Kementerian PU Cek Struktur Jembatan dan Perkuat Tebing Sungai Batang Anai Pascabencana di Jembatan Kembar Margayasa Tanah Datar
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyebut fasilitas uji kendaraan berstandar internasional itu merupakan lompatan peradaban industri.
“Infrastruktur seperti proving ground Bekasi adalah prasyarat kota global. Tanpa fasilitas pengujian yang diakui dunia, industri otomotif nasional akan selalu tertinggal dalam rantai nilai global,” ujar Tohom, Rabu (24/12/2025).
Tohom menilai rampungnya proyek yang dikerjakan PT Hutama Karya (Persero) tersebut menunjukkan keseriusan negara membangun fondasi keselamatan berkendara dan daya saing ekspor.
Baca Juga:
Menteri Dody Tinjau Ruas Tol Yogyakarta–Bawen Seksi 6, Siap Dukung Kelancaran Nataru 2025 dan Lebaran 2026
Dengan fasilitas pengujian berkecepatan tinggi hingga 250 km/jam, area uji dinamis lebih dari 6 hektare, jalur uji tanjakan, hingga area uji kebisingan, Bekasi kini memiliki ekosistem pengujian kendaraan yang setara dengan pusat otomotif dunia.
“Ini erat relevansinya dengan reputasi Indonesia di mata pasar global,” tegasnya.
Ia menambahkan, keberadaan proving ground yang mampu menguji hingga ribuan kendaraan per tahun akan menjadi magnet investasi baru, khususnya bagi industri otomotif ramah lingkungan dan kendaraan listrik.
Menurut Tohom, fasilitas ini akan memangkas ketergantungan uji kendaraan di luar negeri sekaligus menurunkan biaya produksi nasional.
“Efisiensi ini pada akhirnya akan dirasakan konsumen, baik dari sisi harga maupun kualitas kendaraan,” katanya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyebutkan bahwa proyek strategis seperti ini memperlihatkan wajah baru kawasan Jabodetabekjur sebagai satu kesatuan aglomerasi modern.
“Bekasi tidak bisa lagi dipandang sebagai daerah penyangga semata. Dengan infrastruktur kelas dunia, Bekasi adalah bagian inti dari kota global Jabodetabekjur,” ujarnya.
Ia mendorong agar pemerintah pusat dan daerah menjaga kesinambungan pembangunan kawasan, mulai dari konektivitas transportasi, tata ruang, hingga penguatan SDM lokal.
Tohom juga mengapresiasi penggunaan produk dalam negeri dan keterlibatan tenaga kerja lokal dalam pembangunan proyek tersebut.
Menurutnya, pendekatan ini menciptakan efek ganda ekonomi sekaligus memperkuat kemandirian industri konstruksi nasional.
“Inilah model pembangunan yang ideal: berstandar global, tetapi berakar kuat pada kapasitas nasional,” pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]