JAKARTA.WANANANEWS.CO — ABB FIA Formula E World Championship kembali ke Miami untuk pertama kalinya sejak Musim 1 pada tahun 2015 dengan balapan perdana di Homestead-Miami Speedway.
Di balapan yang penuh aksi ini, Pascal Wehrlein tampil cermat dengan menjaga posisinya di belakang rekan setimnya yang juga pemimpin lomba saat itu, Antonio Felix da Costa, menjelang akhir balapan.
Baca Juga:
Gelaran Formula E 2024 Batal, DPRD DKI Sebut Pemilu Lebih Penting
Wehrlein sempat memimpin balapan sebentar sebelum Da Costa kembali menyalip berkat Attack Mode, yang musim ini tak hanyamemberi tenaga ekstra 50 kW namun mengubah mobil Gen3 Evo menjadi berpenggerak 4 roda dan memberi akselerasimaksimal.
Tak lama kemudian balapan jadi menegangkan karena tabrakan yang dialami Jake Hughes, Maximilian Guenther, dan Mitch Evans, mengharuskan balapan dihentikan sementara. Ketegangan juga terjadi karena beberapa pembalap masih memiliki sisa Attack Mode yang harus sempat dihabiskansebelum finis.
Beruntung, Pascal Wehrlein berada dalam strategi Attack Mode 4-4 menit yang memungkinkan dirinya akan sempat menghabiskan Attack Mode di jumlah lap tersisa.
Baca Juga:
Mahfud MD Mengaku Tidak Tahu Soal Anies Baswedan Akan Jadi Tersangka KPK
Setelah balapan berlanjut dengan standing start, Wehrlein langsung mengaktifkan Attack Mode kedua. Wehrlein langsungmenyalip pembalap Mahindra, Nyck de Vries dan juga rekannyaDa Costa. Juara Dunia bertahan tersebut sebenarnya melintasigaris finis di posisi kedua setelah disalip oleh pole-sitter Norman Nato di lap terakhir.
Namun Nato tidak sempatmenghabiskan Attack Mode sebelum finis, yang membuatnyadihukum penalti waktu 10 detik dan Wehrlein resmi dinyatakan sebagai pemenang.
Kemenangan ini menempatkan Wehrlein di posisi ketiga klasemen pembalap di bawah da Costa dan Oliver Rowland (Nissan), meskipun Rowland gagal mencetak poin. TAG Heuer Porsche memimpin klasemen tim dengan 105 poin, unggul dariNissan dengan 79 poin.
Nissan masih unggul di klasemen pabrikan dengan 144 poin berbanding 120 dari Porsche. Selanjutnya, Formula E menuju Monako pada 3 & 4 Mei untuk pertama kalinya dengan format double-header di sirkuit ikoniktersebut.
Formula E, bekerja sama dengan Infosys, baru-baru ini telah meluncurkan Formula E Stats Centre, yang didukung oleh Infosys Topaz, sebuah teknologi AI generatif. Platform inibertujuan untuk meningkatkan keterlibatan penggemar dengan memberikan wawasan berbasis data yang mendalam dan pengalaman imersif.
Stats Centre memungkinkan penggemar mengakses statistik pembalap dan tim, serta pencapaian pentingmereka melalui Key Stats and Insights. Dengan antarmuka berbasis AI, penggemar dapat menjelajahi data dari musim-musim sebelumnya dalam format yang interaktif dan mudah dipahami, menciptakan hubungan yang lebih dalam antarapenggemar dan olahraga ini.
Fitur utama dari Stats Centre mencakup Key Stat Cards yang dinamis, memberikan statistik balapan dan informasi trek menyesuaikan musim yang tengah berjalan, serta AI Companion membantu pengguna mendapat wawasan dan ringkasan informasi lewat antarmuka obrolan.
Platform inimemanfaatkan data dari seluruh musim Formula E untukmenyajikan konten yang relevan dan menarik, membantupenggemar melacak perjalanan pembalap dan tim favoritmereka.
Dengan teknologi AI, Stats Centre juga menyajikannarasi yang mudah dipahami dari penampilan pembalap dan timdi sepuluh musim terakhir, memperkaya pengalaman Formula E secara keseluruhan.
Formula E terus memperkuat posisinya sebagai olahraga paling berkelanjutan di dunia melalui berbagai inisiatif sosial dan lingkungan. Di Miami E-Prix 2025, balapan akan menggunakankombinasi energi terbarukan seperti bahan bakar hydrotreated vegetable oil (HVO) dan tenaga surya.
Program unggulanseperti FIA Girls on Track akan memaparkan 120 pesertaperempuan kepada dunia balap, sementara Better Futures Fund memberikan hibah €25.000 kepada Sprout Up untuk proyektaman komunitas. Forum Change. Accelerated. Live Miami juga akan menghadirkan para pemimpin pemikiran dari berbagaisektor untuk membahas inovasi berkelanjutan.
Keterlibatan komunitas menjadi fokus utama melalui kolaborasidengan Miami Lighthouse for the Blind, yang menghadirkanpengalaman multisensori bagi siswa tunanetra.
Program FPL Electrathon mendorong siswa SMA membangun gokart listriksebagai bagian dari pembelajaran STEM, dan The Inspiration Hour akan melibatkan 300 pemuda lokal untuk mengenal lebihdekat dunia motor sport dan keberlanjutan.
Jakarta sendiri akan menjadi satu-satunya kota di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah Formula E, ini menegaskan posisi Jakarta di panggung global sebagai pusat sportainment berkelanjutan di kawasan.
Jakarta E-Prix 2025 juga menjadi bagian dari upayastrategis dalam mendorong sports tourism, inovasi hijau, dan pengembangan ekonomi berbasis keberlanjutan.
Deni Rifky Purwana, Direktur Proyek Jakarta E-Prix 2025, menyampaikan harapannya agar gelaran di Miami bisa kianmemanaskan persiapan gelaran di Jakarta.
“Formula E bukansekadar balapan, tetapi ekosistem inovasi, hiburan, dan pembangunan kota berkelanjutan. Gelaran balap di Miami membuat antusiasme fans di Indonesia kian meningkat dan kami optimis race akhir pekan ini bisa kian membawa euforia Jakarta E-Prix hingga balapan di Jakarta.”
Ajang tahun ini di Jakarta akan menampilkan mobil Gen3 Evo, mobil balap listrik terbaru dan tercepat dalam sejarah Formula E. Dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam 1,86 detik, Gen3 Evo memperlihatkan lompatan besar Formula E dalam hal teknologi, efisiensi, dan keberlanjutan.
Kehadiran Gen3 Evo di Jakarta mencerminkan komitmen kota ini untuk terus menjadi bagiandari ekosistem inovasi global di bidang mobilitas masa depan.
Dengan dukungan penuh Pemprov DKI Jakarta, kolaborasi eratantara Jakpro, Ikatan Motor Indonesia (IMI), FEO, sertaberbagai pemangku kepentingan terkait, Jakarta E-Prix 2025 diproyeksikan menjadi ajang motorsport listrik terbesar di Asia Tenggara, sekaligus momentum penting dalam perjalananJakarta menjadi kota global berkelas dunia.
[Redaktur: Mega Puspita]