Kobalen juga mengajak semua pihak agar bersama-sama menciptakan kedamaian dan ketenangan melalui iman.
Doa Kebangsaan dimulai sekitar pukul 10.30 pagi diawali dengan melantunkan kidung-kidung suci.
Baca Juga:
Umat Hindu Bersama Tokoh Nasional Lintas Agama Doakan Presiden Prabowo Sukses Pimpin Indonesia
Kemudian dilanjutkan dengan doa-doa yang menjadi penguat iman semua orang.
“Kami lantunkan doa-doa itu dengan bahasa Indonesia yang ditampilkan oleh remaja yayasan kami. Kemudian di bagian akhir ada acara penutupan yang sarat makna,” lanjutnya.
Diungkap Kobalen, dalam acara penutup tadi ada api suci yang bermakna akan menghancurkan, menghanguskan semua keangkaramurkaan, kenegatifan yang ada di alam ini dan memberikan kesejukan yang dilambangkan dengan air.
Baca Juga:
Umat Hindu Samarinda Gelar Upacara Melasti Perdana di Sungai Mahakam
Terkait aksi demonstrasi yang dilakukan, Kobalen mempersilahkan untuk melakukan aksi tapi dengan cara-cara yang tidak anarkis.
“Silahkan saja protes karena di negara demokrasi kita ini diperbolehkan. Tapi jangan mengganggu kepentingan umum. Jangan mengganggu masyarakat. Kita lihat yang kemarin kan orang menjadi takut. Berapa banyak pengusaha yang sudah pergi ke luar negeri. Anak-anak diliburkan. Ada yang tidak masuk kerja. Kerja dari rumah itu kan mengganggu seluruh sstem,” jelas Kobalen.
Menurut Kobalen, aksi-aksi yang sudah menjurus anarkis itu bukan dilakukan oleh mahasiswa karena mahasiswa biasanya baik-baik.