Jakarta.WAHANANEWS.CO – Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyambut positif langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang berencana menghijaukan area di bawah jalan tol menjadi ruang publik hijau.
Program tersebut dinilai sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan dan rencana besar menuju Kota Global Aglomerasi Jabodetabekjur, di mana Jakarta berperan sebagai pusat konektivitas, lingkungan, dan inovasi urban.
Baca Juga:
Jalan Tol PSN Disebut Katalis Pertumbuhan Baru, MARTABAT Prabowo–Gibran Soroti Dampak Besar ke Aglomerasi Jabodetabekjur
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran KRT Tohom Purba menilai, gagasan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk mengubah area kolong tol menjadi ruang publik hijau menunjukkan paradigma baru dalam tata kelola kota.
“Selama ini kolong tol sering identik dengan area gelap, kumuh, dan tidak produktif. Dengan konsep penghijauan dan fungsi sosial, Pemprov DKI justru menghadirkan ruang hidup baru bagi warga,” ujar Tohom di Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Menurutnya, upaya tersebut sejalan dengan semangat pemerintahan Prabowo-Gibran dalam memperkuat pembangunan berwawasan lingkungan yang inklusif.
Baca Juga:
MRT Hadirkan Jembatan 'Cincin Donat' di Dukuh Atas, MARTABAT Prabowo–Gibran Dorong Pemda Jabodetabekjur Berinovasi Menuju Kota Global
“Ruang publik hijau bukan hanya soal estetika kota, tapi juga kesehatan sosial. Ketika masyarakat punya ruang interaksi yang nyaman, maka terbentuklah modal sosial dan kohesi antarwarga yang menjadi fondasi penting kota global,” jelasnya.
Tohom menjelaskan bahwa proyek penghijauan kolong tol bisa menjadi contoh inovasi perkotaan berbiaya rendah namun berdampak luas.
Ia menilai pendekatan “menghidupkan ruang tak terpakai” ini dapat diterapkan pula di kawasan aglomerasi lain seperti Bekasi, Depok, Tangerang, hingga Bogor.
“Kota-kota penyangga bisa meniru pola ini sebagai bagian dari sinergi aglomerasi. Ruang hijau bukan sekadar simbol, tapi kebutuhan yang mendesak,” tegasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa keberhasilan konsep ini akan mempercepat terwujudnya ekosistem kota global Jabodetabekjur yang tangguh, hijau, dan adaptif terhadap perubahan iklim.
“Aglomerasi Jabodetabekjur harus kita arahkan bukan hanya sebagai pusat ekonomi, tapi juga model tata ruang masa depan. Ketika ruang di bawah tol bisa menjadi taman kota, itu menandakan kematangan peradaban urban,” paparnya.
Ia menambahkan, MARTABAT Prabowo-Gibran mendorong agar Pemprov DKI melibatkan komunitas, sektor swasta, dan lembaga sosial dalam setiap tahap implementasi.
“Konsep creative financing yang disampaikan Gubernur Pramono sangat tepat. Dengan kolaborasi lintas sektor, penghijauan kolong tol bisa menjadi gerakan bersama, bukan sekadar proyek infrastruktur,” kata Tohom.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan rencananya untuk memanfaatkan ruang di bawah tol, jembatan, dan area resapan air menjadi taman aktif.
Ia menyebut Pemprov akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen CSR bidang pertamanan, serta mendorong pendanaan kreatif agar pengembangan RTH tidak hanya bergantung pada APBD.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]