JAKARTA.WAHANANEWS.CO, Jakarta Utara - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) menyebut Rusun Marunda, Jakarta Utara, sebagai rusun dengan jumlah warga menunggak sewa bulanan terbanyak sejak 2010. Salah satu warga pun mengungkap alasan keterlambatan pembayaran sewa.
Warga Blok A 5 S Nurhayati (62) menuturkan, selama 14 tahun tinggal di Rusun Marunda ini, baru empat bulan terakhir mengalami menunggak bayar sewa. Katanya, harga sewa yang naik sampai Rp 60 ribu membuat keluarganya nunggak belakangan ini.
Baca Juga:
Tunggakan Sewa Rusunawa Marunda di Cilincing Jakarta Utara Capai Rp 19,6 Miliar
"Mau gimana, anak saya gajinya UMR aja mepet, cuma Rp 5,3 juta. Anaknya masih kecil-kecil, banyak kebutuhan, belum ngasih makan ponakannya dua. Mereka sudah sekolah juga SD sini. Sebelum naik, bayaran ke rusun lancar saja," ujar Nurhayati saat ditemui detikcom di Rusun Marunda, Sabtu (8/2/2025).
Nurhayati tinggal bersama satu anak dan empat cucunya di satu rumah lantai 4. Anak Nurhayati adalah perempuan tulang punggung keluarga.
Anak Nurhayati menghidupi enam orang, yakni dua anak kandung dan dua ponakannya. Di tengah impitan ekonomi itu, anak Nurhayati harus mencari uang sendiri dengan menjahit.
Baca Juga:
Warga Tolak Wacana Batas Tinggal di Rusunawa, DPRD DKI Beri Saran
Beruntungnya, pihak pengelola tidak mengusirnya karena telat bayar. Mereka diajak berdialog untuk mencari solusinya.
"Kita bilang banyak pengeluaran, sedangkan harga sewa naik, tapi gaji segitu-segitu saja. Jadi kita susah juga mau bayar. Tapi kalau kita tetap cicil, setiap bulannya ada yang kita setor," kata dia.
"Gimana ya, pemasukan sama pengeluaran lebih gede pengeluarannya. Kalau sebelum naik, saya tertib bayarnya," sambungnya.
Selanjutnya Asnawati (48), warga Blok A5, mengaku masih lancar membayar sewa Rusun Marunda. Namun dia tahu ada beberapa warga yang menunggak dengan berbagai alasan.
"Biasanya banyak yang karena ekonominya lagi susah. Yang nganggur juga ada di sini, nggak tahu dah itu bayarnya gimana. Kalau diusir nggak, dikasih kebijaksanaan, sanggup bayar berapa per bulan kalau nggak sanggup cari tempat, tapi tetap harus bayar," jelas Nurhayati.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kelik Indriyanto menyebut tunggakan penghuni rumah susun (rusun) di Jakarta ada sejak 2010. Warga rusun yang paling banyak menunggak ada di Rusun Marunda, Jakarta Utara.
"Tunggakan penghuni rusunawa terhitung sejak 2010, di mana terdapat penghuni yang masuk kategori masyarakat terprogram sejak menempati rusunawa tidak melakukan pembayaran retribusi sewa rusunawa," kata Kelik melansir detikcom, Jumat (7/2).
"Untuk data penghuni rusunawa yang paling banyak melakukan penunggakan adalah di Rusunawa Marunda yaitu untuk masyarakat terprogram sebanyak 1.552 unit dengan besaran tunggakan Rp 10,8 M dan masyarakat umum sebanyak 773 unit dengan besaran tunggakan Rp 8,8 M," lanjutnya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]