WahanaNews-Jakarta | Usai Lebaran 2022, beban listrik di Jakarta dan sekitarnya sudah kembali normal, yakni sebesar 4681 Mega Watt (MW) pada 10 Mei 2022.
Adapun rata-rata beban listrik di sepanjang 2022 ini sebesar 4.680 MW.
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi: Program PGP Pendorong Transformasi Pendidikan Indonesia
Adapun rata-rata beban listrik di sepanjang 2022 ini sebesar 4.680 MW.
"Warga Jakarta sudah kembali beraktifitas normal, sehingga beban listrik juga sudah kembali normal," ungkap General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan, Rabu (11/5/2022).
Saat Hari Raya Idul Fitri pada 2 Mei 2022, beban listrik di Jakarta dan sekitarnya sebesar 2.770 MW, atau turun sebesar 40 persen dari beban rata-rata harian.
Baca Juga:
Disbudparpora Dairi Gelar Pelatihan Pengembangan Kapasitas SDM Pariwisata Berbasis SKKNI
Beban listrik berangsur naik pasca Lebaran, dengan kurva kenaikan yang tajam pada hari pertama masuk kerja pada tanggal 9 Mei 2022 sebesar 4.535 MW.
"Pemakaian listrik di Jakarta juga sudah mulai kembali normal setelah pandemi Covid-19. Bahkan mengalami beban puncak tertinggi pada 18 April sebesar 5.351," ujar Doddy.
Bus listrik Transjakarta melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (4/11/2021).
PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya mencatat kenaikankenaikan konsumsi listrik sebesar 6,4 persen sampai dengan Maret 2022 (YoY).
Hal ini merupakan sinyal positif kebangkitan ekonomi yang ditandai dengan menggeliatnya sektor bisnis.
General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan mengatakan, kenaikan konsumsi listrik tersebut terdiri dari kenaikan pemakaian listrik sektor bisnis di Jakarta sebesar 8,7 persen sejak Januari sampai Maret 2022 atau sebesar 2.758 Giga Watt hour (GWh).
"Konsumsi listrik untuk bisnis ini sudah mulai naik, bisa jadi karena banyak perkantoran yang mulai menerapkan Work From Office kembali, event offline mulai digelar, okupansi hotel yang meningkat, serta kegiatan di pusat perbelanjaan yang mulai banyak," kata Doddy, Selasa (26/4/2022).
Menurut Doddy, meskipun jumlah pelanggan listrik di sektor bisnis ini hanya 6,08 persen dari total 4,9 juta pelanggan di PLN UID Jakarta Raya, tetapi konsumsi listriknya 33,3 perden dari total konsumsi listrik Jakarta yang mencapai 8,2 TWh.
"Ini merupakan konsumsi listrik tertinggi sejak diumumkan Pandemi Covid-19 pada Maret tahun 2020," ujarnya.
Kenaikan pemakaian listrik yang signifikan di Jakarta dan sekitarnya terdapat pada sektor sosial sebesar 16,2 persen sampai dengan Maret dibandingkan tahun lalu (YoY).
Konsumen sektor sosial diantaranya sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan swasta, rumah ibadah, panti sosial, asrama pelajar, pusat pendidikan keagamaan (pesantren), museum milik Pemda, rumah sakit, dll.
"Banyaknya sekolah atau kampus yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka secara penuh maupun terbatas kami kira menjadi faktor meningkatnya konsumsi listrik di sektor sosial, tambahan lagi maayarakat juga sudah bisa ibadah di rumah ibadah langsung," jelas Doddy.
Sedangkan untuk rumah tangga, konsumsi listrik dari awal tahun sampai Maret 2022 naik 4,39 persen dari tahun lalu.
PLN juga mencatat kenaikan jumlah pelanggan rumah tangga di Jakarta dan sekitarnya sampai Bulan Maret sebesar 3,3 persen dibanding tahun lalu (YoY).
Kini total pelanggan rumah tangga PLN UID Jakarta Raya sebesar 4,5 juta pelanggan. [non]