WahanaNews-Jakarta | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta ungkapkan 10 wilayah di Jakarta yang berpotensi alami pergerakan tanah.
BPBD menjelaskan perkiraan ini disusun berdasarkan hasil tumpeng susun peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," demikian yang disampaikan melalui Instagram @bpbddkijakarta, Selasa (5/4/2022).
BPBD menuturkan titik rawan pergerakan tanah terbagi menjadi 2 zona, yaitu zona menengah dan zona tinggi.
Untuk zona menegah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali," terangnya.
BPBD mengimbau agar pemerintah setempat mengantisipasi potensi pergerakan tanah.
Terutama pada saat Jakarta dilanda curah hujan di atas normal.
"Untuk itu kepada Lurah, Camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," ucapnya.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Geologi atau PVMBG, sebanyak 10 daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah. Berikut rinciannya:
Jakarta Selatan:
1. Kecamatan Cilandak
2. Kecamatan Jagakarsa
3. Kecamatan Kebayoran Baru
4. Kecamatan Kebayoran Lama
5. Mampang Prapatan
6. Kecamatan Pancoran
7. Kecamatan Pasar Minggu
8. Kecamatam Pesanggrahan
Jakarta Timur:
9. Kecamatan Kramat Jati
10. Kecamatan Pasar Rebo.
[non]