JAKARTA.WAHANANEW.CO, Surabaya - Dalam keseharian kita, sering terlihat pemandangan anak-anak muda yang sudah bekerja sejak dini mencuci mobil, menjadi ojek daring, atau melakukan pekerjaan serabutan.
Mereka tampak bersemangat, ingin mandiri, dan tidak ingin merepotkan orang tua. Namun di sisi lain, ada kegelisahan yang mulai muncul : mengapa semakin sedikit dari mereka yang mau menimba ilmu untuk mempersiapkan masa depan?
Baca Juga:
Refleksikan Kemerdekaan, Pemerintah Kelurahan Lubuk Tukko Baru Gelar Pawai Obor
Perubahan zaman membawa perubahan cara berpikir. Bagi generasi muda saat ini, konsep “kesuksesan” tak lagi identik dengan gelar atau jabatan, melainkan dengan kecepatan memperoleh hasil. Media sosial dan dunia digital membentuk ilusi bahwa keberhasilan bisa diraih tanpa proses panjang.
Banyak figur publik tampil sukses tanpa terlihat menempuh pendidikan tinggi, sehingga timbul persepsi bahwa sekolah tidak lagi menjadi satu-satunya jalan menuju keberhasilan.
Fenomena ini diperkuat oleh kondisi ekonomi yang menekan sebagian keluarga. Keinginan untuk mandiri membuat anak muda lebih memilih bekerja cepat daripada menunggu hasil belajar yang lama. Padahal, tanpa keterampilan dan arah yang jelas, pekerjaan kasaran yang dijalani hanya memberi penghasilan sementara, bukan masa depan yang lebih baik.
Baca Juga:
Soal Temuan Tanda Kehidupan di Planet K2-18b, Ilmuwan Mulai Meragukan
Di tengah derasnya arus perubahan ini, sesungguhnya bukan semangat anak muda yang hilang — melainkan arah dan kesabaran. Mereka haus akan pengakuan dan makna hidup, namun dunia sering menawarkan jalan pintas. Nilai-nilai perjuangan, kesetiaan pada proses, dan cita-cita luhur perlahan memudar karena kurang ditanamkan melalui keteladanan nyata.
Tugas kita bersama bukan sekadar menasihati, melainkan menjadi teladan yang menunjukkan bahwa ilmu tetap memiliki nilai abadi. Bahwa belajar bukan hanya tentang ijazah, tetapi tentang daya tahan, kemampuan beradaptasi, dan kebijaksanaan menghadapi perubahan.
Zaman boleh berubah, teknologi boleh mengguncang, tetapi satu hal yang tak pernah usang adalah nilai ilmu dan kejujuran dalam berproses. Karena sesungguhnya, masa depan yang baik tidak pernah dijanjikan untuk mereka yang serba cepat, tetapi untuk mereka yang tidak berhenti belajar dan terus memperbaiki diri.