Jakarta.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran menyambut hadirnya berbagai proyek modernisasi di Kemayoran, termasuk kehadiran K Mall at Menara Jakarta, sebagai sinyal kuat bahwa kawasan tersebut sedang bergerak menuju standar kota global.
MARTABAT menilai kolaborasi antara BUMN dan sektor swasta perlu diperkuat agar revitalisasi Kemayoran berjalan selaras dengan visi pembangunan nasional dan arah transformasi Jabodetabekjur sebagai kawasan aglomerasi metropolitan masa depan.
Baca Juga:
Gedung PT Terra Drone Kemayoran Kebakaran, 22 Karyawan Mergang Nyawa
Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa modernisasi Kemayoran merupakan fondasi bagi perubahan struktur ekonomi kawasan.
Ia menyampaikan bahwa Kemayoran memiliki fungsi strategis yang dapat memicu percepatan pertumbuhan kota, karena dikelilingi pusat pameran, koridor bisnis, transportasi publik, dan kawasan permukiman besar.
“Revitalisasi Kemayoran harus dipahami sebagai gerbang percepatan aglomerasi Jabodetabekjur. Bila ekosistemnya dibangun dengan konsep kota global, maka multiplier effect-nya akan meluas,” ujar Tohom, Jumat (12/12/2025).
Baca Juga:
Kasus Perkelahian Remaja, 1 Orang Tewas di Kemayoran Ditangani Polres Jakpus
Menurutnya, potensi Kemayoran akan meningkat signifikan ketika tata kelola, mobilitas, dan ruang publik dirancang sesuai standar kota internasional.
Ia menilai keberadaan K Mall menunjukkan bahwa swasta sudah melihat potensi besar Kemayoran sebagai pusat pertumbuhan baru.
Namun, Tohom menekankan bahwa langkah berikutnya adalah menghadirkan model kolaborasi terintegrasi antara pemerintah, BUMN, dan investor agar pembangunan kawasan tidak berlangsung sporadis.
“BUMN harus menjadi orchestrator, sementara swasta menjadi motor inovasi dan investasi,” jelas Tohom.
Menurutnya, arah pembangunan harus konsisten agar ekosistem yang terbentuk mendukung mobilitas, interaksi sosial, serta produktivitas aktivitas ekonomi masyarakat.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch mengatakan transformasi Kemayoran memasuki fase penting yang dapat menentukan wajah urban Jakarta ke depan.
Ia menambahkan bahwa konsep kota global tidak hanya berbicara tentang bangunan megah, tetapi juga menyangkut keterhubungan kawasan, efisiensi mobilitas, serta kualitas ruang publik.
“Jika Kemayoran ingin menjadi magnet baru Jakarta, maka parameter aglomerasinya harus jelas,” ujar Tohom.
Ia menyebut integrasi fungsi hunian, koridor hijau, dan akses transportasi modern harus dipastikan sejak dini agar kawasan ini benar-benar kompetitif di tingkat internasional.
Ia juga menyoroti pentingnya standar pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan urban masa kini.
Dengan desain modern dan pengalaman ruang yang lebih imersif, Kemayoran dapat menjadi benchmark bagi kawasan lain dalam peta besar aglomerasi Jabodetabekjur.
“K Mall adalah simbol awal dari energi baru itu,” tambahnya.
Tohom menilai konsistensi pembangunan menjadi tantangan utama agar Kemayoran terus tumbuh selaras dengan visi kota global yang terencana dan progresif.
Menurutnya, modernisasi Kemayoran harus menjadi bagian dari transformasi tata ruang berskala besar yang sedang didorong pemerintah.
Ia menegaskan bahwa Aglomerasi Jabodetabekjur adalah masa depan urban Indonesia yang memerlukan sinergi seluruh pemangku kepentingan.
“Semua elemen harus bergerak di jalur yang sama untuk menjadikan Kemayoran sebagai episentrum kota metropolitan kelas dunia,” tuturnya.
Tohom menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan kawasan ini akan menjadi bukti kesiapan Indonesia memasuki era kota global yang kompetitif.
Sebelumnya, CEO ASRI, Alexander Kusuma, menjelaskan bahwa K Mall dibangun dengan konsep “Tree of Life” sebagai simbol energi baru bagi Kemayoran.
Ia berharap kawasan tersebut berkembang menjadi pusat gaya hidup urban yang modern, ramah publik, dan dinamis bagi masyarakat Jakarta.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]