WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran merespons positif langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membuka Ibu Kota sebagai destinasi liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Bagi MARTABAT, kebijakan ini mencerminkan arah baru pembangunan Jakarta yang tidak lagi diposisikan semata sebagai kota transit, melainkan sebagai episentrum ekonomi, pariwisata, dan aktivitas publik kawasan aglomerasi Jabodetabekjur.
Baca Juga:
Sambut Nataru, PLN dan Mitra Siapkan 4.514 SPKLU di 2.862 Titik serta 69.000 Personel di 3.392 Posko Nasional, ALPERKLINAS: Mobil Listrik Aman Dibawa Mudik
Organisasi ini menilai rangkaian agenda Nataru yang disiapkan Pemprov DKI memiliki dampak ekonomi berlapis, mulai dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif, UMKM, transportasi, hingga perhotelan.
Jika dikelola secara terintegrasi, Jakarta berpeluang menjadi magnet pergerakan ekonomi regional yang mampu menahan arus keluar warga sekaligus menarik kunjungan dari wilayah penyangga.
Ketua Umum Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menyebut momentum Nataru sebagai ruang strategis untuk menguji konsep Jakarta sebagai kota tujuan (destination city), bukan sekadar simpul lalu lintas mudik.
Baca Juga:
Memastikan Keamanan Pasokan BBM Selama Libur Nataru dan Libur Sekolah
Menurutnya, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang menegaskan Jakarta terbuka bagi siapa pun adalah sinyal kuat perubahan paradigma pembangunan perkotaan.
“Ketika Jakarta menawarkan pengalaman liburan yang aman, inklusif, dan menarik, maka perputaran ekonomi tidak perlu keluar kota. Ini bukan hanya soal hiburan, tapi strategi ekonomi kawasan aglomerasi Jabodetabekjur,” ujar Tohom, Selasa (23/12/2025).
Ia menambahkan, keberadaan agenda seperti Jakarta Light Festival, pasar kreatif, hingga pertunjukan publik di ruang-ruang strategis kota menjadi instrumen penting dalam memperluas distribusi manfaat ekonomi kepada masyarakat.