Jakarta.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran menyambut positif langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) untuk memindahkan kabel-kabel udara ke bawah tanah.
Program ini dinilai menjadi tonggak penting dalam memperkuat citra Jakarta sebagai kota global yang modern, rapi, dan berdaya saing internasional.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Rencana Pemprov Jakarta Petakan 13 Kawasan Prioritas demi Percepatan Pembangunan Aglomerasi Jabodetabekjur
Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, mengatakan penataan kabel dan utilitas bukan hanya soal estetika, tetapi juga menyangkut keamanan, kenyamanan, dan efisiensi pengelolaan kota.
“Kabel-kabel yang semrawut di udara selama ini menjadi pemandangan yang mengganggu dan bahkan berpotensi membahayakan warga. Dengan SJUT, Jakarta akan mendapatkan wajah baru yang lebih tertata dan aman,” ujarnya di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Menurut Tohom, langkah Pemprov DKI Jakarta ini menunjukkan keseriusan dalam menata kota sesuai standar metropolitan dunia.
Baca Juga:
Wagub Nyanyang Lobi Kemkomdigi Tuntaskan Blankspot dan Dorong Kawasan AI Nasional di Bintan
Ia menekankan, estetika kota global tidak hanya dinilai dari gedung pencakar langit atau pusat perbelanjaan modern, tetapi juga dari kerapian infrastruktur dasar.
“Kota global yang sejati adalah kota yang infrastrukturnya rapi, aman, dan efisien hingga ke detail terkecil,” jelasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menilai proyek SJUT punya dampak strategis bagi kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur secara keseluruhan.
Menurutnya, integrasi jaringan utilitas akan memperlancar koordinasi lintas wilayah, meningkatkan investasi, dan menambah daya tarik pariwisata.
“Kalau Jakarta ingin menjadi magnet investasi dan destinasi wisata kelas dunia, penataan utilitas ini bukan lagi pilihan, tetapi keharusan,” tegasnya.
Ia pun menggarisbawahi perlunya pengelolaan berkelanjutan setelah proyek rampung.
“Jangan sampai infrastruktur yang sudah dibangun dengan biaya besar ini terbengkalai. Pemeliharaan rutin, pengawasan ketat, dan penegakan aturan bagi operator yang melanggar harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengungkapkan progres pembangunan SJUT telah mencapai 82,43%, dengan 64 operator telekomunikasi dan listrik yang sudah terhubung ke sistem bawah tanah.
Rano menegaskan, setelah wilayah Jakarta Selatan, penataan akan dilanjutkan ke Jakarta Timur untuk menjaga estetika, kenyamanan, dan keamanan warga.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]