WahanaNews-Jakarta | Hingga saat ini, ada 7,9 miliar penduduk bumi dan jumlahnya terus menerus bertambah.
Bank Dunia perkirakan bahwa jumlah ini akan terus bertumbuh mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050 dan 11,2 miliar pada tahun 2100.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, tidak dapat dipungkiri bahwa pertambahan kebutuhan pangan akan berakselarasi secara signifikan.
Oleh karena itu, industri pertanian perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi cryptocurrency dan blockchain demi mengejar pemenuhan kebutuhan pangan dunia dengan sistem produksi yang inovatif.
International Blockchain Olympiad, didirikan pada tahun 2017, adalah kompetisi global tahunan yang mengundang siswa seluruh dunia untuk menggali usulan solusi nyata bagi masalah dunia dengan memanfaatkan teknologi blockchain.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Masalah produksi pertanian seperti di atas adalah salah satu contoh masalah dunia yang dapat terbantu dengan teknologi blockchain.
Collin Junus adalah siswa Indonesia pertama yang berhasil mencapai babak final dunia (satu dari dua belas finalis delegasi internasional) untuk mewakili Indonesia pada kompetisi International Blockchain Olympiad (IBCOL) tersebut yang terakhir kali diadakan pada Oktober 2021.
Dalam kompetisi yang diikuti 1000 lebih siswa dari 60-an negara tersebut, pelajar Jakarta Intercultural School berusia 17 tahun ini mengangkat penelitian tentang teknologi blockchain dalam membantu meningkatkan proses operasi dan profitabilitas pertanian di negara berkembang seperti Indonesia.