Bekerja sama dengan Dr. Ir. Richard Mengko dari ITB (Institut Teknologi Bandung), dosen dan pakar bidang teknologi dan computer science, Collin melakukan penelitian tentang bagaimana Indonesia dapat menerapkan sistem blockchain untuk petani.
Hal mana manajemen rantai pasok beras dikaitkan dengan integrasi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi blockchain untuk efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas.
Baca Juga:
Tingkatkan Pengetahuan dan Wawasan, Pemkab Karo Adakan Pelatihan Jurnalis,Media Mitra Dari Dinas Kominfo
Siswa Indonesia ini percaya bahwa teknologi blockchain dapat membantu sistem pertanian dengan tiga cara utama berikut:
1. Meningkatkan Efisiensi dan Pelacakan Rantai Pasokan
Teknologi blockchain memungkinkan pelacakan dan penelusuran informasi dalam rantai pasok makanan, sehingga meningkatkan keandalan dan ketersediaan pangan.
Baca Juga:
Trailer Horor “Dusun Mayit” Rilis, Visual Kelam dan Kisah Viral JeroPoint Jadi Sorotan
Hal ini memungkinkan cara aman untuk menyimpan dan mengolah data, yang memfasilitasi pengembangan dan penggunaan inovasi berbasis data untuk pertanian pintar dan asuransi pertanian berbasis indeks pintar.
Manajemen inventaris pertanian yang lebih transparan juga terbantu dengan teknologi blockchain.
Penggunaan teknologi blockchain pada pertanian juga dapat meningkatkan produktivitas.