WahanaNews-Jakarta | Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) targetkan pembangunan fase 2 rampung secara bertahap pada 2025 sampai 2030.
Fase 2 ini terbagi dalam 2 segmen.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
"MRT Jakarta Fase 2 terbagi dua segmen, Fase 2A Bundaran HI-Kota dan kita bagi dua segmen. Segmen 1 sampai Harmoni beroperasi 2025 dan Segmen 2 sampai Kota itu 2027, kemudian Fase 2B sampai Ancol Barat itu 2030," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, seperti dilansir Antara, Jumat (1/4/2022).
William mengatakan akan ada 10 stasiun yang dibangun dalam proyek MRT Fase 2.
"Fase 2 ada 7 tambah 3 (stasiun), jadi ada 7 mulai dari Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota. Kemudian tambah 3 (stasiun di) Kota, Ancol, dan Ancol Barat," ujarnya.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (24/2).
Saat itu, Jokowi meluncurkan pengoperasian mesin bor terowongan satu Fase 2A MRT Jakarta.
Mesin bor tersebut untuk membangun terowongan yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Thamrin.
Menurut laman MRT Jakarta, rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak 1985.
Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional dan baru ditetapkan sebagai proyek nasional pada 2025.
MRT Jakarta Fase 1 Bundaran HI-Lebak Bulus sepanjang 16 kilometer (km) dibangun mulai Oktober 2013 dan selesai pada 2018.
Uji coba MRT Jakarta Fase 1 bagi masyarakat umum secara gratis dimulai pada 12 Maret 2019.
MRT Gandeng Jababeka-Jasa Sarana Bangun Fase 3
PT MRT Jakarta menjajaki kerja sama dengan PT Jababeka dan PT Jasa Sarana untuk membangun dan mengembangkan fase 3 trase Timur-Barat. Fase ini menghubungkan Cikarang (Kabupaten Bekasi, Jawa Barat) - Balaraja (Kabupaten Tangerang, Banten).
William dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (1/4), menyebutkan kerja sama dengan PT Jababeka pembangunan fase 3 itu meliputi juga pengembangan kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD) di wilayah Bekasi (Jababeka), Jawa Barat.
Sementara, penjajakan kerja sama dengan PT Jasa Sarana terkait rencana pengusahaan transportasi massal berbasis rel, pengembangan kawasan, dan pengelolaan sampah terintegrasi di kawasan stasiun dan TOD.
"Kerja sama ini akan melingkupi pembahasan atau pertukaran informasi terkait penyediaan lahan untuk pembangunan stasiun di jalur timur-barat MRT (Cikarang-Balaraja), termasuk pengembangan kawasan TOD, dan potensi investasi 'mixed use' oleh PT Jababeka, dan pengelolaan sampah di kawasan TOD dan Stasiun MRT oleh PT Jasa Sarana," kata William.
Menurutnya, pengembangan jaringan MRT Jakarta ke depannya akan banyak merangkul berbagai pihak sehingga tidak lagi mengandalkan "donor" tunggal seperti sekarang ini.
Oleh karena itu, PT MRT Jakarta membuka kesempatan kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak dalam membangun dan mengembangkan jaringan MRT.
Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan pihaknya yang merupakan BUMD Pemprov Jawa Barat bidang pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan, menyambut baik peluang kemitraan yang ditawarkan oleh PT MRT Jakarta, terutama dengan adanya rencana perluasan cakupan MRT ke wilayah Jawa Barat.
"BUMD PT Jasa Sarana siap berperan serta berkolaborasi baik dengan PT MRT Jakarta dan PT Jababeka sesuai kompetensinya pada pengusahaan transportasi, pengembangan kawasan, dan pengelolaan sampah terintegrasi terutama pada kawasan TOD di wilayah Jababeka. Kami optimis ini akan bermanfaat dan menguntungkan semua pihak," ucap Hanif.
Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tjahjadi Rahardja mengapresiasi dan berterima kasih karena menjadi swasta pertama yang diberikan kesempatan untuk menjajaki kerja sama dengan MRT Jakarta.
Dia menyebut kolaborasi ini sejalan dengan transformasi yang tengah Jababeka ciptakan di kawasan Jababeka.
"MRT telah beroperasi selama tiga tahun sejak Maret 2019. Kami menyambut baik rencana kolaborasi ini, karena sejalan dengan transformasi yang kami usahakan di Kawasan Kota Jababeka yakni mengubahnya menjadi kota dengan tata kota berkonsep Transit Oriented Development (TOD City)," ucap dia.
Direktur PT Jababeka Sutedja Sidarta Darmono menyebut upaya transformasi ini karena pihaknya melihat moda-moda transportasi dan pengembangan infrastruktur yang sejumlah titik simpul pertemuannya berujung atau bermula di Kawasan Kota Jababeka.
"Sedikitnya, terdapat 10 pembangunan infrastruktur modern yang akan ada di sekitar Kawasan Jababeka, seperti stasiun dan jalur KRL Commuter Line, Elevated Highway Jakarta-Cikampek, jalan tol JORR II, MRT fase III Cikarang-Balaraja, LRT Jakarta-Cikarang, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban serta Bandara Internasional Kertajati," kata Sutedja yang juga Presdir Jakarta Residence ini.
Dia mengatakan sejauh ini Jababeka sebagai kawasan TOD telah eksis dengan hadirnya transportasi publik dengan layanan Jabodetabek Airport Connexion, Jabodetabek Residence Connexion, Bus AKDP di Hollywood Junction, kemudian dalam waktu dekat akan ditambah layanan Shuttle Bus Damri dengan rute Stasiun Cikarang ke Hollywood Junction.
"Kami optimis ini akan memberi manfaat dan keuntungan semua pihak," katanya.
Diketahui, kesepakatan tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh pihak MRT Jakarta dengan PT Jasa Sarana dan MRT Jakarta dengan PT Jababeka pada Kamis (31/3).
Rencananya MoU dengan PT Jababeka akan berlangsung selama dua tahun ke depan. Sementara MoU dengan PT Jasa Sarana akan berlangsung selama satu tahun ke depan. [non]