“Sapi jangan disuruh terbang. Anak kita harus dibimbing sesuai talenta. Inilah beda Sekolah Rakyat. Sistemnya talent mapping, bukan kurikulum yang kaku,” kata Gus Ipul.
Aspek kesehatan anak juga menjadi perhatian utama sebelum dan selama para calon siswa dan siswa masuk sekolah.
Baca Juga:
Kemensos Siapkan 200 Sekolah Rakyat, 100 Didukung Swasta
“Kita ingin mereka belajar dan tinggal di tempat yang layak, nyaman, bersih, dan bebas penyakit. Kalau ada yang TBC, kita obati dulu. Kalau sembuh, baru bisa masuk. Tapi tidak kita tolak. Semua dibiayai negara 100 persen,” terangnya.
Untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin, Gus Ipul menyebut pembangunan sekolah rakyat akan dilakukan di berbagai titik di seluruh Indonesia secara bertahap. Pada tahap awal sekolah rakyat akan dibuka pada Juli 2025 di 63 titik.
Lokasi sekolah rakyat yang siap beroperasi itu tersebar di Pulau Jawa sebanyak 34 titik, Sumatera sebanyak 13 titik, Sulawesi sebanyak 8 titik, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 3 titik, Kalimantan 2 titik, Maluku 2 titik, dan Papua 1 titik.
Baca Juga:
Mensos Gus Ipul Tinjau Rumah Calon Siswa Sekolah Rakyat di Bandar Lampung
Setelah 63 sekolah ini beroperasi, pemerintah menargetkan pembangunan Sekolah Rakyat di titik lainnya secara bertahap hingga 100 titik. Ke depan ditargetkan Sekolah Rakyat ada di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
“Kita akan bangun di 240 titik. Setiap titik bisa menampung sekitar 40 rombongan belajar. Saat ini kita mulai dari 63 titik rintisan,” katanya.
Selain sarana dan prasarana yang memadai, model pembelajaran yang fleksibel juga menjadi ciri khas Sekolah Rakyat.