“Multi entry – multi exit. Kalau sudah selesai satu modul, boleh kerja dulu, lalu lanjut lagi. Tidak harus lulus dalam 3 tahun. Fleksibel,” kata Gus Ipul.
"Saya ingin ketika mereka lulus, mereka bukan cuma pintar, tapi juga siap hidup. Siap kerja, siap usaha, siap berkontribusi,” imbuhnya.
Baca Juga:
Kemensos Siapkan 200 Sekolah Rakyat, 100 Didukung Swasta
Keinginan Gus Ipul ini tak lepas dar fakta mengenai kondisi siswa sekolah rakyat dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Sehingga mereka harus diberi bekal pengetahuan dan skill untuk bertahan hidup dan mampu berkembang dari sisi ekonomi dan sosial. Orangtua mereka di waktu bersamaan juga akan difasilitasi dengan program-program pemberdayaan.
"Ini adalah bentuk keberpihakan. Yang kaya boleh sekolah di mana saja. Tapi yang miskin harus dibela. Mereka punya hak yang sama untuk berhasil,” pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]