Badenoch menolak mengungkapkan besaran subsidi yang akan diterima BMW untuk produksi Mini, yang disebut-sebut oleh media Inggris mencapai 75 juta pound (Rp1,4 triliun).
BMW juga akan berinvestasi di pabriknya di Swindon yang memproduksi suku cadang untuk model Mini.
Baca Juga:
PLN Gandeng BMW, Setiap Pembelian Mobil EV dapat Fasilitas Home Charging Terintegrasi
Masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang bakal terjadi pada pabrik mesin di Hams Hall, dekat Birmingham, kata Nedeljkovic.
Mini asli yang kecil, cepat, dan terjangkau mulai dijual pada 1959 dan tetap populer di bawah BMW sejak merek itu dihidupkan lagi pada 2001.
Namun, masa depannya di Inggris tidak pasti selama bertahun-tahun yang diperburuk oleh kekhawatiran bahwa Brexit akan mendorong perusahaan tersebut merelokasikan produksinya ke Jerman, China, atau tempat lain.
Baca Juga:
PLN Gandeng BMW, Tiap Pembelian Mobil EV dapat Fasilitas Home Charging Terintegrasi
Namun, industri ini masih merasa gelisah karena produsen-produsen mobil Inggris dan Eropa menyerukan penundaan penerapan "aturan asal barang" pasca-Brexit, yang mengharuskan 45 persen dari nilai kendaraan listrik yang dijual di Uni Eropa harus berasal dari Inggris atau Uni Eropa, mulai 2024, demi menghindari tarif.
"Industri ini mengeluh kepada Uni Eropa," kata Badenoch di Oxford.
Mereka menyatakan pengenaan tarif terhadap mobil buatan Uni Eropa dan Inggris hanya akan menguntungkan pabrikan China, dan perlu waktu lebih lama untuk membangun kapasitas lokal.