Dalam sambutan penutupnya, Rano menceritakan bagaimana wajah Jakarta yang inklusif lewat masa kecilnya sebagai seorang Doel.
Sebagai seorang muslim, Doel mengenyam pendidikan dasar di sekolah katolik. Karenanya dia memiliki banyak teman beretnis Tionghoa.
Baca Juga:
Sampaikan Ucapan Waisak 2025, Prabowo Ajak Seluruh Umat Pererat Persaudaraan dan Tebar Kedamaian
"Bapak-Ibu sekalian, sejak kecil saya sudah dibiasakan hidup dalam keberagaman. Saya seorang Muslim, tapi sejak TK sampai kelas 1 SD saya bersekolah di sekolah Katolik. Teman-teman saya ada yang Tionghoa, seperti Ahong mungkin ada yang tahu?," tanya dia.
Selain itu, keberagaman itu tumbuh saat dirinya bekawan dengan seorang keturunan India bernama Adam. Dia mengingat perbedaan fisik ada pada hidung yang berukuran lebih besar.
"Ada juga teman dari India, namanya Adam, hidungnya besar dan itu tidak menjadi masalah," kata Rano
Baca Juga:
Terima Kunjungan GERAK, Bang Doel: Saya Berharap Tidak Bubar
Saat dewasa, Doel diketahui menikah dengan sosok perempuan nasrani bernama Sarah. Meski berbeda, namun keduanya dapat menjalin hubungan dengan baik.
"Di tempat saya, ada juga seorang perempuan Nasrani bernama Sarah, dia menikah dengan Si Doel, seorang Muslim dan itu diterima. Itulah wajah harmonis ibu kota Jakarta yang sebenarnya," cerita Rano.
"Saya berharap kehadiran saudara-saudara saya umat Buddha hari ini bisa menjadi bagian dari kekuatan kita bersama, untuk terus membangun Jakarta yang damai dan berkeadilan bagi semua," pungkasnya.