Api dengan cepat menyambar kardus bekas serta perlengkapan sembahyang seperti lilin dan dupa hingga semakin membesar. Rudi sempat mencoba memadamkannya menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), tetapi upayanya sia-sia karena kobaran api sudah terlalu besar.
"Saya lihat api, langsung ambil APAR dan menyemprotkan ke api. Tapi tidak bisa padam. APAR-nya habis, tapi apinya tetap menyala dan makin membesar," kata Rudi.
Baca Juga:
Dinkes Situbondo Dirikan Posko Kesehatan di Wilayah Terdampak Banjir Bandang
Melihat situasi semakin berbahaya, Rudi segera menyuruh kelima anaknya naik ke lantai tiga untuk menyelamatkan diri.
Namun, dalam proses evakuasi, ia terpisah dari istrinya serta dua putranya. Saat itu, Rudi bersama tiga putrinya berhasil keluar melalui kamar mandi di lantai tiga dan naik ke genting.
"Sampai di atas genting, saya teriak minta tolong, tapi tidak ada yang mendengar. Akhirnya, kami memutuskan loncat ke ruko sebelah," ungkapnya.
Baca Juga:
Pemkot Semarang: Beberapa Titik di Terboyo Wetan dan Trimulyo Masih Tergenang Banjir
Petugas pemadam tiba sekitar 15 menit setelah laporan masuk dan berhasil memadamkan api sekitar pukul 04.40 WIB.
Akibat kebakaran ini, seluruh barang dagangan di lantai satu ruko hangus terbakar. Kerugian ditaksir mencapai Rp 800 juta.
"Barang dagangan masih banyak karena belum dikirim. Biasanya setiap Sabtu kami kirim barang, tapi kebakaran terjadi sebelum itu. Ada juga barang yang baru datang kemarin, semua habis terbakar," pungkasnya.