Jakarta.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran memberi apresiasi atas mulai dioperasikannya Stasiun Tanah Abang Baru yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto.
MARTABAT Prabowo-Gibran menilai kehadiran stasiun berkapasitas besar ini menjadi momentum penting mempercepat transformasi transportasi publik, khususnya di wilayah aglomerasi Jabodetabekjur yang setiap hari menghadapi tekanan mobilitas penduduk yang sangat tinggi.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Integrasi Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman Tingkatkan Kualitas Kota Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur
Pada pernyataan resminya, Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa operasi Stasiun Tanah Abang Baru adalah bukti nyata komitmen pemerintah membangun ekosistem transportasi massal yang terintegrasi dan modern.
“Stasiun Tanah Abang adalah simpul vital. Dengan peningkatan kapasitas hingga ratusan ribu penumpang per hari, kita sedang menyaksikan lompatan besar dalam kualitas layanan publik yang langsung dirasakan masyarakat,” ujar Tohom.
Tohom menilai pembangunan ini bukan hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga transformasi pola pikir bahwa moda transportasi rel harus menjadi tulang punggung baru mobilitas perkotaan.
Baca Juga:
LRT Bandung Raya Dipercepat, Menhub Pastikan Dukungan Penuh untuk Koridor Utama
Menurutnya, langkah pemerintah menaikkan kapasitas dari 141 ribu menjadi 380 ribu penumpang per hari menunjukkan arah kebijakan transportasi yang visioner, progresif, dan sesuai kebutuhan kawasan padat seperti Jabodetabekjur.
Lebih jauh, Tohom menjelaskan bahwa peningkatan intensitas perjalanan lintas Tanah Abang–Serpong–Rangkasbitung dan penguatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas adalah bagian dari pembangunan sistem yang inklusif.
“Kita bicara layanan yang tidak hanya cepat, tetapi juga adil dan mudah diakses oleh seluruh kalangan. Itu esensi pembangunan transportasi modern,” imbuhnya.
Pada bagian tengah penjelasannya, Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch menilai bahwa pengoperasian Stasiun Tanah Abang Baru akan memperbaiki alur mobilitas kawasan terpadat di Indonesia.
“Sebagai kawasan aglomerasi terbesar, Jabodetabekjur membutuhkan simpul transportasi yang efisien dan terintegrasi. Tanah Abang adalah episentrum pergerakan manusia. Jika simpul ini dibenahi, maka efeknya langsung terasa pada penurunan kemacetan, percepatan ekonomi, dan mobilitas pekerja,” tegasnya.
Tohom juga mengapresiasi kolaborasi lintas lembaga antara Kemenhub, Pemprov DKI, Kemenkeu, Bappenas, Danantara, dan BP BUMN yang disebut Menhub Dudy Purwagandhi sebagai fondasi integrasi transportasi perkotaan.
Ia menyebut pola kolaboratif seperti ini harus menjadi standar pembangunan proyek strategis, agar ekosistem transportasi publik dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
Di bagian akhir komentarnya, Tohom menegaskan bahwa MARTABAT Prabowo-Gibran melihat Stasiun Tanah Abang Baru sebagai model transformasi yang dapat direplikasi pada titik-titik lain di Jabodetabekjur.
“Dengan proyeksi tahap kedua pada 2027 dan dukungan elektrifikasi jaringan perkeretaapian nasional, kita sedang memulai era baru mobilitas massal. Ini langkah besar menuju Indonesia Maju,” pungkasnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]