WahanaNews-Jakarta | Massa aksi yang tergabung dalam Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (F-MRM) lakukan longmarch dari Balai Kota Jakarta ke Kantor Kementrian Perhubungan (Kemenhub).
Mereka menggelar aksi unjuk rasa menuntut pencemaran abu batu bara di Marunda, Jakarta Utara, diselesaikan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Massa aksi mulai berkumpul di depan Balai Kota pukul 10.39 WIB. Mereka terlihat menggunakan pakaian berwarna putih dan merah pada Senin (14/3).
Tampak satu mobil komando berada di lokasi. Beberapa massa aksi juga tampak membawa sejumlah atribut berupa bendera Indonesia dan F-MRM serta spanduk berisikan tuntutan.
Terlihat sejumlah petugas kepolisian berjaga di sekitar area Balai Kota. Arus lalu lintas di lokasi terpantau ramai lancar.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Ini warga anda, kami menuntut polusi batu bara di Marunda segera ditiadakan, kami warga Marunda saat ini akan menuju Kemenhub," kata Ketua F-MRM Didi Suwandi dalam orasinya di sepanjang jalan menuju kantor Kemenhub.
"Lawan debu batu bara, lawan, lawan, lawan," katanya yang diikuti oleh massa aksi lainnya.
Berikut tiga tuntutan warga Marunda:
1. Tritura (tiga tuntutan rakyat) yakni tanggung jawab lingkungan, tanggung jawab kesehatan, dan tanggung jawab sosial.
2. Evaluasi, copot, dan berikan sanksi KSOP Marunda yang telah lalai dan melakukan pembiaran atas segala yang terjadi di pelabuhan Marunda sehingga menimbulkan dampak pencemaran lingkungan hidup.
3. Evaluasi konsesi PT Karya Citra Nusantara yang telah lalai, tidak taat dan sengaja tidak melakukan perbaikan sehingga menimbulkan dampak pencemaran lingkungan hidup
Sebelumnya diberitakan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti parahnya pencemaran akibat abu batu bara di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
KPAI menerima sejumlah aduan warga, salah satunya pencemaran abu batu bara membuat ada anak yang menjalani transplantasi atau operasi mengganti kornea mata.
Hal itu disampaikan Komisioner KPAI Retno Listyarti berdasarkan keterangan tertulis, Sabtu (12/3/2022).
Retno mengaku pihaknya menerima informasi dari anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Johny Simanjuntak, pada Minggu (6/3/2022), terkait kondisi warga di Rusun Marunda.
KPAI telah melakukan komunikasi dengan warga sekitar. Retno mengatakan warga, terutama anak-anak, mengalami berbagai penyakit akibat abu batu bara.
Dia mengatakan warga mengalami masalah pernapasan hingga gatal-gatal pada kulit, bahkan ada anak yang harus membutuhkan donor mata.
Retno menyebut pihaknya datang dan melakukan pengawasan di satuan pendidikan yang dekat dengan pengolahan batu bara di sana pada Kamis (10/3/2022).
"Sekolah satu atap yang terdiri dari SDN Marunda 05, SMPN 290, dan SLB Negeri 08 Jakarta Utara. Gunungan batu bara dapat disaksikan dengan sangat jelas dari lantai empat SMPN 290 Jakarta," kata Retno kepada wartawan, Sabtu (12/3/2022).
Dia mengatakan abu batu bara telah mengganggu aktivitas di sekolah. Dia menyebut pihak sekolah harus mengepel lantai empat kali untuk menghilangkan abu batu bara.
Retno mengatakan pihaknya sempat mengadakan komunikasi dengan warga di Marunda. Warga, katanya, telah merasakan dampak pencemaran abu batu bara sejak 2018.[non]