WahanaNews-Jakarta | Ajang Paris Fashion Week kini menjadi bahan pembicaraan di media sosial.
Hal itu setelah banyak merek Indonesia yang beramai-ramai terbang ke Paris.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Masalahnya, merek Indonesia itu disebut mengaku menjadi bagian dari Paris Fashion Week.
Menanggapi ramainya pembicaraan tentang Paris Fashion Week, Ifan Seventeen sebagai Ketua Bakominfo Gekraf angkat bicara.
Ifan juga mengunggah Instagram Story dari Lucky Heng yang lantang menyuarakan tentang hal ini.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Paris Fashion Week kenapa pada ramai-ramai? Apa benar Gekraf dan Kemenpar bisa sampai se-enggak ngerti itu tentang ini?," ujarnya di video Instagram @ifanseventeen.
Ifan lantas menjelaskan, apa itu Paris Fashion Week agar lebih memudahkan penjelasannya tentang bagaimana banyak merek Indonesia event besar tersebut.
"First of all, aku pengen jelasin kalau Paris Fashion Week adalah event tahunan yang diselenggarakan oleh FHCM, jadi semacam federasi di sana. Ini adalah bisa dibilang event fashion terbesar di dunia, bahkan katanya hampir mengalahkan dari New York Fashion Week," ujar Ifan.
"Jadi wajar sekali kalau katanya banyak sekali para entusiast dari fashion, penggemar atau pemerhati dari fashion yang berangkat dari seluruh dunia ke Paris pada tanggal 6 Maret," imbuhnya.
Kemudian Ifan menjelaskan alasan banyaknya merek asal Indonesia yang tidak ada kaitan dengan fashion mendadak ramai menyebut mereka di Paris Fashion Week.
"Jadi sebenarnya desainer dan juga brand yang tampil di Paris Fashion Week yang diselenggarakan oleh FHCM banyak persyaratan dan juga kurasi," ujar Ifan.
"Karena banyaknya para antusias dan para pecinta fashion dari seluruh penjuru dunia yang berangkat ke Paris untuk menonton, maka di sekitaran event Paris Fashion Week dari FHCM itu banyak banget event-event fashion show juga," lanjutnya menjelaskan.
Karena itu, Gekraf dan Kemenpar mengajak merek yang kompeten untuk berangkat ke Paris di mana mereka kemudian menggandeng merek non desain.
"Dan di tahun ini Gekraf juga Kemenpar itu mengajak brand-brand yang memang menurut kami kompeten untuk berangkat ke sana. Jadi brand-brand yang non-desain bisa berkolaborasi dengan para desainer untuk diberangkatkan ke sana," kata Ifan.
Di sini Ifan menegaskan, bahwa merek-merek tersebut memang bukan di event Paris Fashion Week yang diselenggarakan FHCM.
"Namun memang bukan di event Paris Fashion Week yg dari FHCM, that's why we name it Gekrafs Paris Fashion Show during Paris Fashion Week," tegasnya.
"Dan itu sudah kita terapkan dan kita katakan dan sudah menjadi SOP kepada brand-brand dan juga desainer yang ikut melalui Gekrafs," lanjutnya.
Lebih lanjut Ifan menjelaskan, alasan yang mungkin terjadi hingga akhirnya hal ini menjadi simpang siur dan menimbulkan kegaduhan.
"Cuma, kalau menurutku ya, mungkin yang membuat miss di sini, pada saat brand-brand itu menyampaikan kepada KOL-KOL yang ikut ke sana, mungkin hal-hal ini yang memang kurang ditekankan," ucap Ifan.
"Jadi banyak sekali yang menamai kegiatan dengan Paris Fashion Week," imbuhnya.
Namun sekali lagi Ifan menekankan, tak ada yang salah juga dengan menggunakan nama Paris Fashion Week, hanya perlu ditegaskan tidak diperbolehkan mencantumkan logo Paris Fashion Week dalam kegiatan mereka.
"Apakah itu salah? Jawabannya tidak. Bahkan ketika menamai atau menyebutkan kegiatan mereka di sana dengan sebutan Paris Fashion Week itu juga sebenarnya enggak apa-apa," jelas Ifan.
"Yang penting jangan menyertai logo FHCM tersebut. Dan ini tentunya one step forward untuk mengenalkan industri fashion Indonesia kepada industri fashion dunia," sambungnya. [non]