WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam memperbaiki infrastruktur jalan menuju destinasi wisata alam menuai pujian dari berbagai pihak, termasuk dari Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran.
Ketua Umum MARTABAT, KRT Tohom Purba, menilai upaya tersebut sangat strategis untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan aglomerasi Jabodetabekjur (Jakarta–Bogor–Depok–Tangerang–Bekasi–Cianjur–Cianjur Utara).
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Percepatan Pembangunan Tol Siantar–Saribu Dolok Akan Permudah Akses Pelebaran Jalan Karo–Dairi–Pakpak
“Ini bukan semata soal wisata, tapi soal konektivitas kawasan. Perbaikan jalan menuju destinasi wisata di Cianjur akan berdampak langsung pada pemerataan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam membangun dari pinggiran dan menjembatani ketimpangan antarwilayah,” ujar Tohom saat dimintai tanggapan, Selasa (2/7/2025).
Menurut Tohom, pembangunan dan pembenahan infrastruktur di kawasan selatan Cianjur seperti akses menuju Curug Citambur, Curug Ngebul, hingga jalur ke Gunung Padang, adalah bentuk investasi jangka panjang yang akan memperkuat ekosistem pariwisata berbasis alam dan budaya.
“Target 2,5 juta wisatawan itu realistis, asal didukung oleh infrastruktur yang memadai dan promosi yang konsisten. Dan yang tak kalah penting, pendekatan aglomeratif harus terus diintegrasikan agar pembangunan kawasan tidak terfragmentasi. Cianjur itu bagian penting dari lintasan strategis Sukabumi–Bandung, dan bisa jadi magnet wisata Jawa Barat,” ujarnya.
Baca Juga:
Realisasi Kawasan Metropolitan Mebidang di Depan Mata, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Langkah Cepat Kapolrestabes Medan Tumpas Preman
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini, menegaskan pentingnya sinergi lintas kabupaten dan provinsi untuk memastikan Cianjur tidak berjalan sendiri.
Ia menyoroti proyek Tol Sukabumi–Cianjur–Padalarang sebagai infrastruktur vital yang akan mendongkrak konektivitas antarwilayah dalam kawasan Jabodetabekjur secara keseluruhan.
“Jika jalan tol itu rampung sesuai target 2025, maka arus wisatawan dari arah barat dan selatan akan semakin lancar. Waktu tempuh ke Cianjur akan terpangkas signifikan. Ini akan menguntungkan Cianjur dalam jangka panjang sebagai destinasi unggulan dan simpul ekonomi regional,” kata Tohom.
Ia juga mengingatkan agar Pemkab Cianjur menjaga prinsip keberlanjutan dalam mengelola ledakan wisatawan nantinya.
“Akses boleh dipermudah, tapi daya dukung lingkungan tetap harus dijaga. Jangan sampai over-tourism merusak nilai ekologis yang jadi daya tarik utama Cianjur. Inilah pentingnya perencanaan spasial yang matang,” katanya.
Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Cianjur, destinasi alam seperti Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, Situs Gunung Padang, dan sejumlah air terjun eksotis masih menjadi magnet utama kunjungan
Pemerintah daerah menargetkan 2,5 juta kunjungan wisatawan pada 2025, dengan dukungan infrastruktur yang semakin terintegrasi ke jalur provinsi dan nasional.
“Percepatan pembangunan infrastruktur di Cianjur tidak hanya berdampak pada pariwisata, tetapi juga berperan sebagai katalisator dalam membangun konektivitas kawasan strategis nasional,” tutup Tohom.
Sebelumnya, Kepala Disbudpar Cianjur Asep Suparman menyampaikan optimismenya bahwa target tersebut bisa tercapai.
Ia menilai infrastruktur penunjang akan semakin baik, terlebih setelah realisasi jalan tol yang menghubungkan Cianjur dengan Sukabumi dan Padalarang.
Kolaborasi lintas dinas pun terus digencarkan untuk menjamin kenyamanan wisatawan dan mendongkrak angka kunjungan secara signifikan.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]