WahanaNews Jakarta.co - Proyek pembangunan peningkatan SPP Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur, menuai sorotan publik. Proses pengadaan dilakukan dengan metode e-katalog, sesuai papan nama perusahaan yang ditunjuk sebagai pelaksana adalah CV. Noverianto Putra Perkasa dan konsultan pengawas adalah PT. Jagad Alam Semesta dengan nilai kontrak sebesar Rp2.057.736.366,00,- dengan masa pelaksanaan 90 hari kalender terhitung mulai tanggal 11 Juni 2025.
Saat dilakukan peninjauan di lapangan oleh wahananews, Jumat (8/8/2025) ditemukan berbagai kejanggalan serius. Salah satunya adalah proses pengecoran pondasi staruss pile, sloof dan kolom pagar sebagian pengecoran dilakukan dengan manual. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa kualitas adukan semen tidak sesuai standar.
Baca Juga:
Masyarakat Meminta Keterbukaan Informasi Terkait Kegiatan Pembangunan di UP PKB Ujung Menteng
Arima, salah seorang tukang mengaku khususnya pekerjaan pembuatan pagar taman mulai dari pondasi, sloof dan kolom kita memakai adukan manual karena pondasi, kolom dan sloof nya kecil dan beban pagar tidak terlalu berat,” ujarnya ketika ditemui dilokasi, Jumat (8/8/2025).
Hal senada dikatakan salah seorang tukang yang sedang memasang batu bata merah dinding tembok pagar mengatakan, untuk pengecoran kolom kita memakai adukan manual karena kolomnya kecil, mas,” akunya.
Menanggapi hal tersebut, pemerhati konstruksi, Parta Erinto, ST mengatakan kelemahan utama dari pengadukan beton manual adalah potensi terjadinya ketidakakuratan proporsi campuran yang dapat menyebabkan beton menjadi kurang kuat, mudah retak, atau bahkan keropos.
Baca Juga:
Proyek Renovasi Gedung RSUD Kemayoran Diduga Mark up dan Menyimpang dari Rincian Anggaran Belanja
Menurutnya proses adukan manual juga lebih rentan terhadap kesalahan manusia dan variasi kualitas bahan yang dapat mempengaruhi hasil akhir.
"Kalau pondasi, sloof dan kolom memakai adukan manual, bagaimana mungkin bangunannya bisa kokoh dalam jangka panjang ? Hasil pengecoran pasti tidak merata, penuh pori, serta terlihat rapuh pada bagian pondasi, sloof dan kolom menimbulkan kekhawatiran tentang kekuatan struktur bangunan. Apalagi, pembuatan pagar ini di daerah lintasan mobil berat dan bus,” ujar Parta Ernito saat ditemui di kantornya, Jumat (8/8/2025).
Foto: Tampak para pekerja sedang melaksanakan pengecoran pada tiang pondasi proyek.