“Mungkin ini momen untuk beliau sekalian memperkenalkan diri kepada masyarakat DKI Jakarta, jadi ya dikembalikan lagi ke setiap sudut pandang masyarakat DKI, khsususnya politikus,” jelasnya.
Desie juga ragu Heru mendapat perhatian dari masyarakat jika langkah tersebut sebagai personal branding. Soalnya hampir di setiap sudut jalan besar, permukiman warga dan sebagainya banyak perpampang baliho, stiker, banner atau alat peraga kampanye (APK) pra peserta Pemilu 2024.
Baca Juga:
Siti Mufattahah Dukung Pelaku UMKM ke Ranah Ekspor
“Apakah (Heru) dapat perhatian dari masyarakat? Sedangkan setiap jalan, sampai gang-gang pun banyak foto, stiker, baleho, banner, billboard para calon legislatif (Caleg) pemilu dan Capres, sehingga masyarakat DKI pun pasti sudah bengah melihat itu,” tuturnya.
Desie juga mendorong PT Transjakarta untuk memanfaatkan ruang-ruang kosong sebagai non fare box atau pendapatan di luar penjualan tiket. Ruang kosong itu bisa digunakan sebagai sarana iklan, sehingga bisa menjadi pemasukan untuk perseroan daerah.
“Saya mendorong untuk memanfaatkan ruang-ruang kosong untuk iklan, untuk pendapatan DKI, karena bagaimanapun DKI itu kota jasa,” ungkapnya.
Baca Juga:
Soal Revisi UU IKN Fraksi Demokrat dan PKS Menolak, NasDem Pilih Abstain
[Redaktur: Amanda Zubehor]