WahanaNews - Jakarta | PT PLN (Persero) mencatat, perusahaan berhasil menekan emisi karbon atau CO2 di tahun 2023 mencapai 50 juta ton dari Business as Usual (BAU) mencapai 334 juta ton
"Sampai tahun 2023 PLN kurangi emisi CO2 sebesar 50 juta ton dibandingkan dengan business as usual. Artinya 334 juta ton turun jadi 284 juta ton," ujar Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI bersama Dirut PLN di Jakarta, dikutip Kamis (6/7/2023).
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Lebih detail, pengurangan emisi karbon tersebut tercapai dari penggunaan biomassa co-firing, efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit, penggantian Pembbangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sub-kritikal, pemanfaatan gas buang dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), dan bauran energi terbarukan.
"Kami terus mendorong penggunaan pembangkit EBT. RUPTL (Rencana usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2021-2030 yang telah disusun bersama Pemerintah ini menjadi yang terhijau sepanjang sejarah, di mana 51% pembangunan pembangkit akan menggunakan EBT yang ramah lingkungan," paparnya.
Sehingga, Darmawan mengatakan, PLN terus berkomitmen melakukan transisi energi demi memastikan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Ini dilakukan bukan karena adanya perjanjian internasional, tetapi demi memastikan generasi mendatang lebih baik daripada hari ini. We're doing. Because we do really care," tutup Darmawan.
Di lain sisi, Komisi VII DPR RI mengapresiasi langkah PT PLN (Persero) yang telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi emisi karbon untuk menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat. Sampai tahun 2023, PLN berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 50 juta ton CO2.
Anggota Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga mengapresiasi langkah PLN yang telah berhasil menurunkan emisi karbon. Dirinya pun terus mendukung PLN untuk terus melanjutkan transisi energi demi mencapai NZE pada 2060.