WahanaNews-Jakarta | Akhirnya, masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo kini bisa memetik buah dari upaya sinergis dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada penghujung Abad XX lalu, yang memanfaatkan potensi panas bumi di Kelurahan Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon.
Kini, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong menjadi sumber listrik andalan yang bisa bekerja sepanjang waktu, murah, dan minim emisi karbon.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Alkisah, pada 1997 silam, sebuah proyek besar di Tondangow sudah berjalan selama setahun ketika Merry Wawoh dan keluarganya kembali ke kampung halaman mereka di selatan Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), tersebut.
Kala itu, tanah dibor dalam-dalam, hingga muncul uap putih beraroma belerang yang asam.
Dari sana, pipa logam dirangkai hingga ratusan meter, menuju mesin-mesin raksasa.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Menurut warga setempat, itu proyek pembangkit listrik.
Namun, dampak pertama yang dirasakan warga, adalah pengaspalan jalan umum.
“Para orangtua kami jadi senang, karena jalan ke kebun diaspal. Jadi bagus, bukan jalan tanah lagi,” kata Merry, yang kini berusia 39 tahun, saat dikunjungi wartawan, Kamis (7/10/2021).