WahanaNews-Jakarta | Polisi menyatakan tengah memeriksa 3 saksi terkait kasus pengeroyokan anggota Ormas Forum Betawi Rempug (FBR) berinisial DA (27) yang diduga dikeroyok 10 orang lebih di dekat posko FBR Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.
"Tiga orang (saksi) diperiksa," kata Kapolsek Kembangan Kompol Khoiri saat dimintai konfirmasi, Senin (15/11/2021).
Baca Juga:
Sepanjang 2024, PLN IP Mampu Tekan Emisi Karbon 921 Ribu Ton CO2
Khoiri menyebut tiga orang saksi yang diperiksa tersebut merupakan pihak dari korban. Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus itu.
Tewas Ditusuk
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (14/11), sekitar pukul 23.00 WIB. Khoiri menyebut korban merupakan warga setempat yang juga anggota ormas.
Baca Juga:
Hashim Djojohadikusumo Yakin Program 3 Juta Rumah Jadi Solusi Oversupply Semen
"Untuk sementara si korban itu kan anggota ormas, ormas FBR itu," ujar Khoiri.
Khoiri mengungkapkan korban tewas akibat luka senjata tajam. Sementara penyebab pengeroyokan masih diselidiki.
"Hasil pemeriksaan awal kena benda tajam yang mengenai luka tangan hingga meninggal," sambungnya.
Hingga saat ini belum diketahui pelaku dari peristiwa tersebut. Namun dia memastikan pelaku diduga lebih dari 10 orang.
"Kami masih dalami itu (pengeroyokan) dugaannya seperti itu karena itu pelakunya 10 orang tapi meninggalnya karena siapanya masih dalam proses. Tapi yang jelas pelaku lebih dari 10 orang," jelas Khoiri.
Pemilik warung bernama Kholis (51) menyebut DA sempat menitipkan motornya usai jajan di warungnya. Kemudian tak berselang lama, DA pergi dan berjalan kaki ke markas FBR yang tak jauh dari lokasi warung.
"Iya ke situ jalan, saya kan nggak tahu karena rame orang. Cuma pas ada orang mau beli pulsa begitu di sana jedor-jedor," kata Kholis saat ditemui, Senin (15/11).
Kholis menyebut suara tersebut diduga berasal dari kaca yang hancur. Dia juga melihat saat itu DA berlarian sambil mengucap takbir.
"Kaca hancur orangnya gimana nggak tahu. Anak langsung lari-lari darahnya langsung bercecer di sini," sambungnya.
Sebelum terjadi peristiwa tersebut, Kholis menyebut banyak motor yang tengah mondar-mandir. Namun, dia tak terlalu memperhatikan hal tersebut.
"Cuma kata orang yang liat katanya memang sebelumnya banyak konvoi di sana," ungkap Kholis. [non]