WahanaNews - Jakarta | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali menambahkan tiga fitur baru pada platform SatuSehat Mobile yang dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi kesehatan, memantau kondisi tubuh, hingga menjadi ‘asisten pribadi’ dalam membantu menjaga kesehatan pengguna.
“SatuSehat Mobile sebagai aplikasi kesehatan masyarakat milik Kemenkes RI kembali menghadirkan fitur baru yang diharapkan dapat memberikan kemudahan akses dan manfaat lebih untuk membantu masyarakat untuk hidup lebih sehat,” kata Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI, Setiaji di Jakarta, dikutip Senin (10/7/2023).
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Tiga fitur baru itu, kata dia, di antaranya Pengingat Minum Obat, Diari Kesehatan, dan Pustaka Nakes yang dapat dimanfaatkan masyarakat dengan memperbarui SatuSehat Mobile ke versi terbaru 5.7.1, baik di Android maupun iOS.
Dikatakan Setiaji, fitur Pengingat Minum Obat siap menjadi ‘asisten pribadi’ yang dapat membantu untuk mengingatkan waktu minum obat dengan memberikan notifikasi terjadwal pada ponsel.
Pengguna pun dapat membuat pengingat dengan menambahkan jenis obat beserta detail lainnya. Seperti dosis, tanggal mulai, lama konsumsi obat, jumlah konsumsi harian, waktu pengingat, hingga aturan minum obat.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
“Fitur ini terintegrasi dengan master data Kamus Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI. Sehingga, pengguna dapat membuat pengingat berdasarkan obat yang sudah terdaftar pada kamus tersebut,” katanya.
Caranya, berikan akses notifikasi ke SatuSehat Mobile untuk mendapatkan pengingat minum obat yang telah dibuat. Pengguna juga dapat menambahkan lebih dari satu jenis obat yang dikonsumsi.
Pada fitur Diari Kesehatan sendiri, lanjutnya, pengguna dapat mencatat sekaligus memonitor kondisi kesehatan secara mandiri. Saat ini, terdapat tiga kondisi yang dapat dicatat, yaitu tinggi dan berat badan (indeks massa tubuh), tekanan darah, dan gula darah.
Setelah melakukan pencatatan, akan muncul rekomendasi resmi dari Kemenkes RI terkait apa saja yang harus dilakukan dan perlu dihindari sesuai kondisi pengguna untuk mendukung gaya hidup sehat. Pengguna juga dapat mencatat secara berkala untuk terus memantau kondisi kesehatan diri.
Secara spesifik, melalui fitur ini pengguna juga dapat mengetahui risiko terjangkit penyakit diabetes melitus. Sistem akan membandingkan data indeks massa tubuh dan gula darah pengguna yang telah diinput sebelumnya dan mengeluarkan hasil analisa risiko terhadap penyakit diabetes.
"Ke depan, fitur diari ini akan terus dikembangkan untuk pencatatan kesehatan lainnya," katanya.
Terkait fitur Pustaka Nakes, kata Setiaji, dapat diakses pada menu ‘Pustaka Kesehatan’, atau menu yang sama untuk mengakses fitur ‘Pustaka Obat’ yang terlebih dahulu dirilis untuk memudahkan pengguna dalam mengakses informasi terkait obat kanker.
Fitur Pustaka Nakes dapat dimanfaatkan pengguna untuk mencari profil dan informasi dokter dan dokter gigi berdasarkan lokasi yang diinginkan di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Indonesia.
Selain itu, pencarian juga dapat disaring berdasarkan nama fasilitas kesehatan (faskes) dan spesialisasi dokter yang dibutuhkan.
“Data dokternya berasal dari Master Nakes Index yang terintegrasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes RI, sehingga informasi yang ditampilkan paling terupdate dan masyarakat bisa mengetahui di mana tempat dokter praktik serta nomor Surat Tamda Registrasi-nya,” pungkasnya.[mga]