WahanaNews Jakarta.co - Masyarakat tertawakan pekerjaan konstruksi saluran di JL. Marzuki 4 RW 002, Kelurahan Penggilingan, Kec. Cakung, Kota Adm Jakarta Timur oleh PT. Kalea Namora Karya dengan nilai kontrak Rp 1,4 miliar. Mereka menuding pengerjaan saluran tersebut tidak dilakukan secara profesional, namun terkesan asal-asalan.
Pantauan WahanaNews dilokasi, sebagian hanya dipasang tutup u-ditch di atas pondasi saluran lama dengan kondisi saluran dipenuhi air. Pihak penyedia diduga tidak melakukan penggalian tanah pada saluran untuk memastikan agar elevasi kemiringan saluran sempurna sehingga air dapat mengalir ke hilir dengan baik.
Baca Juga:
Kondisi Fisik U-Ditch Perbaikan Saluran Jl. Lontar 6 Jakarta Utara Menuai Sorotan
Baru tahu ada pengerjaan saluran seperti ini, Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Adm Jakarta Timur jangan hanya sekedar mengejar serapan anggaran saja, setiap program seharusnya memberikan dampak positif dan manfaat langsung bagi masyarakat, ujar salah seorang warga yang sedang mengamati pelaksanaan pengerjaan saluran tersebut.
Pemasangan saluran precast dengan kondisi saluran dalam keadaan tergenang air menjadi bahan olok-olok oleh masyarakat yang melintas di lokasi. “Saluran ini untuk dijadikan sebagai tempat parkir air sebelum dimasukkan ke dalam bumi ,” ujar salah seorang pengendara motor yang disambut tawa oleh pengendara lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Bidang Riset dan Data Perkumpulan Radar Pembangunan Indonesia, Natar B Nahor mengatakan bahwa, Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Adm Jakarta Timur terkesan hanya sekedar mengejar serapan anggaran, sementara manfaatnya kurang dirasakan masyarakat.
Baca Juga:
Ada Apa dengan Kinerja Inspektorat Jakarta Timur yang Tidak Mau Menerima LSM GMBI di Kantor Mereka
Persoalan banjir di Jakarta tidak akan pernah selesai jika pembangunan, perbaikan saluran dilaksanakan hanya berdasarkan selera owner (pengguna barang/jasa) tidak berdasarkan metode tata cara pemasangan yang benar sebagaimana dalam artikel beberpa produsen u-ditch yang telah beredar luas di media sosial.
“Untuk apa Pemprov DKI Jakarta setiap tahun menghabiskan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan, perbaikan saluran kalau manfaatnya tidak dirasakan masyarakat,” ujar Natar.
Buruknya sistem drainase di DKI Jakarta adalah faktor utama terjadinya banjir setiap musim hujan, namun untuk menutupi kegagalan tersebut, Pemprov DKI Jakarta bersepakat mendalilkan bahwa, banjir yang terjadi di Jakarta adalah banjir kiriman. Tidak sedikit kalangan yang menuding bahwa, bahasa tersebut hanyalah pembenaran atas kegagalan Pemprov DKI Jakarta mengatasi banjir yang terjadi.