WahanaNews Jakarta.co - Pekerjaan pemasangan saluran Boxculvert di Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara jadi sorotan, warga desak Gubernur Prov DKI Jakarta, Pramono Anung evaluasi kinerja Kepala Suku Dinas Sumer Daya Air Kota Adm Jakarta Utara dan Kepala Seksi yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Sebab, berdasarkan poto pekerjaan yang diterima WahanaNews menunjukkan bahwa, pemasangan boxculvert dilakukan dengan kondisi saluran dipenuhi air, sehingga boxculvert yang terpasang secara jelas terlihat hampir tenggelam.
Baca Juga:
Warga RW 9 Sambut Baik Pelaksanaan Pembangunan Saluran U-Ditch di Kelurahan Pekayon Jaktim
"Pemasangan saluran precast dengan kondisi saluran dalam keadaan tergenang air menjadi bahan olok-olok oleh masyarakat yang melintas di lokasi, saluran ini untuk dijadikan sebagai tempat parkir air sebelum dimasukkan ke dalam bumi ,” ujar salah seorang pengendara motor yang disambut dengan tawa oleh pengendara lainnya.
Kontraktor pelaksana saat melakukan penggalian tanah diduga tidak memastikan, mengontrol galian tanah agar elevasi kemiringan boxculvert sempurna sehingga air tidak dapat mengalir dengan baik.
Sementara metode tata cara pemasangan saluran precast yang benar sebagaimana dikutip dari artikel beberapa Industry U-Ditch menyebutkan bahwa, metode tata cara pemasangan saluran u-ditch yang benar adalah penggalian harus memastikan/mengntrol galian tanah yang digali agar elevasi kemiringan u-ditch sempurna, sehingga berpungsi dengan baik mengalirkan air kehilir
Penggalian awal harus mempertimbangkan pengurugan lantai kerja dan pasir urug di bawah saluran karena bertujuan sebagai penstabil tanah. Kesalahan dalam proses penggalian dapat menimbulkan genangan air pada saluran.
Baca Juga:
Terkait Laporan Dugaan Korupsi Proyek Peningkatan Terminal Senen, Kapuspen Kejati: Sudah Ditangani Pidsus
Menanggapi hal tersebut, Bidang Riset dan Data Perkumpulan Radar Pembangunan Indonesia, Natar B Nahor mengatakan bahwa, Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Adm Jakarta Utara terkesan hanya sekedar mengejar serapan anggaran, sementara manfaatnya kurang dirasakan masyarakat.
Seharusnya pemasangan u-ditch dilakukan pada saluran dalam keadaan kering, namun pada kondisi saluran aktif dilakukan dewatering terlebih dahulu untuk menjaga agar area galian tetap kering selama proses konstruksi,
“Untuk apa Pemprov DKI Jakarta setiap tahun menghabiskan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan, perbaikan saluran kalau manfaatnya tidak dirasakan masyarakat,” ujar Natar.
Lebihlanjut Natar mengatakan bahwa, persoalan banjir di Jakarta tidak akan pernah selesai jika pembangunan, perbaikan saluran dilaksanakan hanya berdasarkan selera owner (pengguna barang/jasa) tidak berdasarkan metode tata cara pemasangan yang benar.
Buruknya sistem drainase di DKI Jakarta adalah faktor utama terjadinya banjir setiap musim hujan, namun untuk menutupi kegagalan tersebut, Pemprov DKI Jakarta bersepakat mengatakan “banjir kiriman”. Tidak sedikit kalangan menuding bahwa, bahasa tersebut hanyalah pembenaran atas kegagalan Pemprov DKI Jakarta mengatasi banjir yang terjadi.
Patut diduga bahasa “banjir kiriman” dianggap manjur/efektif untuk menutupi perencanaan yang tidak profesional, bahasa trendnya perencanaan abal-abal dan kesepakatan terselubung yang saling menguntungkan antara pihak penyedia dengan Owner.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Adm Jakarta Utara, Saiful, saat hendak konpirmasi melalui pesan whatsapp, Selasa (18/6) tidak aktif. Berita ini masih membutuhkan konfirmasi lebihlanjut.
[Redaktur: JP Sianturi]