Jakarta.WahanaNews.co - PT PLN Indonesia Power (IP) memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berada di sekitar ibu kota ramah lingkungan, karena dilengkapi teknologi canggih untuk menangkap debu dan emisi gas buang yang berukuran sangat kecil.
"Ada Electrostatic Precipitator/ESP serta Continuous Emission Monitoring System/CEMS," kata General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) Suralaya PGU, Irwan Edi Syahputra Lubis, dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/9/2023).
Baca Juga:
Siaga Penuh, PLN Jabar Sukses Jaga Keandalan Listrik di Momen Lebaran Idulfitri 1446 H
Irwan mengatakan, adopsi teknologi ESP dan CEMS pada pembangkit di sekitar Jakarta, terutama PLTU Suralaya telah dilakukan meski masih sering dituding sebagai penyebab polusi udara di Ibu Kota.
Teknologi tersebut, paparnya, sudah terpasang pada tiap-tiap cerobong pembangkit listrik untuk memastikan emisi gas buang, termasuk PM 2.5 mampu ditekan dengan maksimal.
"ESP merupakan teknologi ramah lingkungan pada PLTU yang berfungsi untuk menangkap debu dari emisi gas buang dengan ukuran sangat kecil," ujarnya.
Baca Juga:
Tekan Emisi Karbon, PLN IP Helat Mudik Gratis
Selain pemasangan ESP, jelasnya, juga telah terpasang Low NOx Burner dan pemilihan batu bara rendah sulfur (Coal Blending) pada setiap PLTU sehingga emisi yang dikeluarkan oleh PLTU selalu aman dan berada dibawah ambang batas pemenuhan baku mutu sesuai dengan Permen LHK No. 15/2019.
Adapun CEMS, kata Irwan, merupakan teknologi yang digunakan untuk memantau emisi pembangkit secara terus menerus. Dengan demikian, emisi yang keluar dari cerobong dapat dipantau secara real time serta dipastikan tidak melebihi baku mutu udara ambien yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Prinsip kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif kepada abu hasil pembakaran melalui beberapa elektroda. Jika abu tersebut diteruskan ke dalam sebuah kolom yang terbuat dari plat yang memiliki muatan lebih positif, maka secara alami abu akan tertarik oleh plat bermuatan positif tersebut.