Jakarta.WahanaNews.co - PT PLN (Persero) terus mengakselerasi penerapan smart meter berbasis advanced metering infrastructure (AMI) agar pengukuran penggunaan daya pelanggan semakin akurat dan layanan lebih optimal.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengaku optimistis, penerapan teknologi baru tersebut akan mampu meningkatkan mutu pelayanan PLN kepada pelanggan dengan manajemen yang lebih efisien dan responsif.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
"Penerapan smart meter AMI akan memberikan banyak manfaat dalam peningkatan akurasi dan transparansi perhitungan KWH meter. Dengan sistem ini para pelanggan bisa mengetahui profil beban sekaligus tagihan listrik yang tengah berjalan," kata Darmawan melalui siaran persnya, dikutip Selasa (7/11/2023).
PLN, kata dia, juga menggandeng State Grid Corporation of China (SGCC) dalam merealisasikan pilot project implementasi smart meter AMI yang mencapai 93,54 persen dari total 1,2 juta di delapan provinsi di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa, PLN dan SGCC bergerak cepat untuk mengimplementasikan teknologi baru tersebut.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
PLN pun mencatat, sampai Oktober 2023, smart meter AMI telah diterapkan di delapan provinsi, yaitu Sumatera Utara sebanyak 41.821 (100 persen), Banten 138.733 (100 persen), Jakarta Raya 175.100 (100 persen), Jawa Barat 126.926 (100 persen), Jawa Tengah 52.071 (100 persen), Jawa Timur 81.750 (100 persen), serta Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat 55.501 (100 persen).
Adapun, implementasi di Provinsi Bali sebanyak 476.422 (86,88 persen).
"Hanya dalam waktu empat bulan, PLN telah berhasil mengganti lebih dari 1 juta Kwh smart meter untuk pelanggan kami. Jadi, awalnya saya tidak menyangka progres 1,2 juta smart meter di delapan provinsi akan selesai tahun ini," ujarnya.