Menurutnya, jika temuan ini benar, maka ada dugaan penyimpangan pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai standar konstruksi, pekerjaan pengecoran pondasi staruss pile, sloof dan kolom yang seharusnya memakai beton ready mix K 175 dan/atau K 225.
PT. Jagad Alam Semesta sebagai konsultan pengawas saat memberikan penjelasan di ruangan aula Kantor UP Terminal dan Angkutan Jalan DKI Jakarta, dihadiri Pujo, Kasie Sarpras beserta jajarannya, Haryanto mengungkapkan ada 6 titik pondasi strauss pile dan sloof yang dilakukan pengecoran secara manual kurang lebih sekitar 3 M3.
Baca Juga:
Anggaran Pembuatan Bedeng Senilai Rp32,7 Juta Proyek Revitalisasi Gedung Kantor Walikota Jakut Dipertanyakan
"Kalau kita pesan ready mix harus menunggu lama akhirnya kita pakai adukan manual. Namun untuk pengecoran jalan pendesterian kita memakai ready mix K 400, dan bobot progres pekerjaan sampai saat ini masih 26 persen,” ungkap Haryanto sambil menunjukkan nota surat jalan beton, Jumat (8/8/2025).
Terkait hal tersebut, Parta Erinto, ST tidak menampik bahwa mutu beton K 175 dan K 225 memang masih bisa manual, site mix menggunakan molen, yang terpenting menurut dia komposisi mutu material (semen, agregat pasir + split dan air) harus sesuai metode dan RKS dan harus dilakukan pengujian beton (slump + kubus).
Kepala UP Terminal Angkutan Jalan DKI Jakarta, Syamsul melalui pesan WhatsApp, Selasa (5/8/2025) mengatakan dari awal pihaknya sudah ada pendampingan dari Kejati seperti tahun-tahun sebelumnya agar semuanya berjalan sesuai dengan kerangka acuan kerja (Term of Reference) yang telah ditetapkan.
Baca Juga:
Kemen PU Siapkan Lelang Proyek Tol Rp408 Triliun, Ini Rincianya
[Redaktur: Alpredo]