WahanaNews-Jakarta | Pemerintah menjanjikan stok minyak goreng akan terpenuhi di pasar tradisional. Sudah lebih dari seminggu janji itu diucapkan, namun hingga saat ini kenyataannya minyak goreng masih langka.
Pedagang pasar pun masih mengeluhkan minimnya pasokan minyak goreng.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Ketua Umum Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Appsindo) Hasan Basri menilai pemerintah cukup lamban dalam menyelesaikan masalah pasokan minyak goreng.
"Pemerintah itu enggak begitu menghiraukan, jadi pemerintah kita ini masalah komoditas kalau ada protes baru bereaksi. Ini kebiasaan rutin yang artinya menjadi tradisi yang panjang dalam masalah komoditas," kata Hasan Basri dalam diskusi media virtual, Rabu (16/2/2022).
Hasan pun mengatakan, minimnya stok minyak goreng di pasaran seolah-olah diangggap ulah pedagang yang menjadi penyebabnya. Belum lagi harga minyak goreng di pasar juga masih belum turun.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
"Minyak goreng mahal itu yang dipermasalahkan pedagang, sementara kita pedagang itu kan hanya menjual dengan keuntungan yang sangat tipis. Jadi kalau kita sebagai pedagang tidak mungkin menyetok minyak goreng yang berlebihan, artinya hari ini paling 2 atau 3 hari stok kita habis lalu belanja lagi," beber Hasan.
"Selalu jadi korban tuduhan pihak tertentu yang menyatakan ini karena pedagang nyetok barang, padahal sumber dari atas distributor besar itu yang permainkan," sambung Hasan.
Hasan juga meminta ke pemerintah agar tidak diskriminatif lagi dalam membedakan pasar tradisional dengan ritel modern.