Jakarta.WAHANANEWS.CO - Percepatan Konektivitas Transportasi di Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur
Percepatan konektivitas transportasi di kawasan aglomerasi Jabodetabekjur dinilai semakin mendesak seiring meningkatnya kebutuhan mobilitas masyarakat.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Aglomerasi Jabodetabekjur Harus Lebih Kuat dari BKSP Jabodetabekjur yang Dibubarkan karena Gagal
Berkenaan dengan hal tersebut, MARTABAT Prabowo-Gibran meminta pemerintah segera menyiapkan perpanjangan jaringan LRT yang menghubungkan Jakarta dengan Bandara Soekarno-Hatta, Puncak Bogor, dan Karawang.
Menurut Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, penambahan perjalanan LRT Jabodebek yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 3 Maret 2025 merupakan langkah baik, namun belum cukup untuk menjawab tantangan konektivitas wilayah aglomerasi yang semakin kompleks.
"Penambahan frekuensi perjalanan ini memang positif, tetapi harus ada kebijakan strategis yang lebih besar, yakni ekspansi jaringan LRT hingga ke wilayah yang selama ini belum terjangkau," ujar Tohom, Jumat (7/3/2025).
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut Pemadaman Listrik yang Tak Terkendali Bisa Picu Kelumpuhan Ekonomi dan Kekacauan di Masyarakat
Saat ini, LRT Jabodebek telah mencatatkan rekor jumlah pengguna harian tertinggi sejak pertama kali beroperasi pada Agustus 2023.
Pada 27 Februari 2025, sebanyak 103.075 orang menggunakan layanan LRT Jabodebek dalam satu hari. Hal ini menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan.
Namun, menurut Tohom, angka tersebut juga menandakan adanya kebutuhan untuk memperluas jaringan LRT agar dapat melayani lebih banyak daerah.
“Bayangkan jika LRT bisa menghubungkan Jakarta langsung ke Bandara Soetta, kawasan wisata Puncak, dan sentra industri di Karawang. Ini bukan hanya memudahkan masyarakat, tetapi juga meningkatkan daya saing ekonomi daerah,” sebutnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mengakselerasi pembangunan transportasi publik.
Ia mengungkapkan bahwa pembangunan LRT di wilayah aglomerasi Jabodetabekjur merupakan bagian dari strategi besar untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi.
“Kita melihat betapa besar dampak kemacetan di kawasan-kawasan ini terhadap produktivitas ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Pemerintah harus melihat transportasi publik bukan sebagai opsi, melainkan kebutuhan mendesak,” pungkasnya.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan rencana ekspansi jaringan LRT dapat segera direalisasikan untuk mewujudkan transportasi perkotaan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]