Kerja sama lintas daerah mulai dari Bogor, Depok, Bekasi hingga Cianjur sangat penting, sebab aliran sungai tidak mengenal batas administratif.
“Kawasan aglomerasi adalah satu ekosistem. Jika hulunya bermasalah, maka hilirnya akan selalu menanggung dampak,” jelasnya.
Baca Juga:
Menepis Pandangan Salah Kaprah atas Kebijakan Pramono yang Dinilai Reaktif Menghadapi Banjir
Ia pun mengingatkan, keberhasilan proyek normalisasi bergantung pada konsistensi politik dan dukungan publik.
“Kalau bicara banjir, ini menyangkut kepentingan jutaan warga. Jangan biarkan kepentingan segelintir pihak menghambat normalisasi,” tegas Tohom.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan bahwa Sungai Ciliwung menjadi penyumbang terbesar banjir di ibu kota, dengan kontribusi mencapai 40 persen.
Baca Juga:
Penanganan Banjir Jalan Nasional Semarang-Demak: Kementerian PU Bangun Sodetan Darurat Kaligawe Sepanjang 227 Meter, Alirkan Air ke Kolam Retensi Terboyo
Ia menegaskan normalisasi Ciliwung menjadi prioritas utama Pemprov DKI Jakarta dalam penanganan banjir jangka menengah.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]