Jakarta.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menilai langkah normalisasi sungai di kawasan aglomerasi Jabodetabekjur, khususnya Sungai Ciliwung, sudah berada pada titik yang sangat mendesak.
Normalisasi disebut sebagai strategi utama yang tidak bisa lagi ditunda, mengingat banjir yang terus berulang menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi yang sangat besar.
Baca Juga:
Menepis Pandangan Salah Kaprah atas Kebijakan Pramono yang Dinilai Reaktif Menghadapi Banjir
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa penanganan banjir tidak boleh hanya mengandalkan langkah darurat.
Menurutnya, aliran sungai harus dipulihkan agar pengendalian banjir dapat berjalan efektif dalam jangka menengah maupun panjang.
“Banjir di Jabodetabekjur bukan hanya masalah lokal Jakarta, tapi juga persoalan kawasan aglomerasi. Jika kita hanya mengandalkan pompa atau pengerukan situ, itu hanya solusi sementara. Yang dibutuhkan sekarang adalah normalisasi permanen, karena aliran sungai menjadi kunci pengendalian banjir,” ujar Tohom di Jakarta, Minggu (24/8/2025).
Baca Juga:
Penanganan Banjir Jalan Nasional Semarang-Demak: Kementerian PU Bangun Sodetan Darurat Kaligawe Sepanjang 227 Meter, Alirkan Air ke Kolam Retensi Terboyo
Tohom menambahkan, normalisasi sungai juga membawa manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan. Aliran air yang lancar akan mengurangi potensi kerugian triliunan rupiah setiap tahun, menjaga produktivitas warga, dan menstabilkan nilai properti.
“Lebih baik kita investasi untuk normalisasi daripada terus-menerus membuang biaya besar pada penanganan darurat,” ucapnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menegaskan bahwa banjir harus dipandang dari perspektif kawasan.