“BUMN harus menjadi orchestrator, sementara swasta menjadi motor inovasi dan investasi,” jelas Tohom.
Menurutnya, arah pembangunan harus konsisten agar ekosistem yang terbentuk mendukung mobilitas, interaksi sosial, serta produktivitas aktivitas ekonomi masyarakat.
Baca Juga:
Gedung PT Terra Drone Kemayoran Kebakaran, 22 Karyawan Mergang Nyawa
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch mengatakan transformasi Kemayoran memasuki fase penting yang dapat menentukan wajah urban Jakarta ke depan.
Ia menambahkan bahwa konsep kota global tidak hanya berbicara tentang bangunan megah, tetapi juga menyangkut keterhubungan kawasan, efisiensi mobilitas, serta kualitas ruang publik.
“Jika Kemayoran ingin menjadi magnet baru Jakarta, maka parameter aglomerasinya harus jelas,” ujar Tohom.
Baca Juga:
Kasus Perkelahian Remaja, 1 Orang Tewas di Kemayoran Ditangani Polres Jakpus
Ia menyebut integrasi fungsi hunian, koridor hijau, dan akses transportasi modern harus dipastikan sejak dini agar kawasan ini benar-benar kompetitif di tingkat internasional.
Ia juga menyoroti pentingnya standar pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan urban masa kini.
Dengan desain modern dan pengalaman ruang yang lebih imersif, Kemayoran dapat menjadi benchmark bagi kawasan lain dalam peta besar aglomerasi Jabodetabekjur.