WAHANANEWS.JAKARTA.CO Bogor – Polemik pendaftaran murid baru ke sekolah negeri setiap tahun ajaran baru selalu menjadi momok dan selalu terendus praktik curang.
Praktek curang itu terungkap tentu saja dari penuturan para orang tua murid, yang merasa terzolimi.
Baca Juga:
Kementerian Pendidikan Dorong Sinergi Lintas Pihak Awasi Penerimaan Siswa Baru
Sekolah negeri dari tingkat SD, SMP sampai SMA bahkan perguruan tinggi menjadi idola, incaran para orang tua terlebih lagi bagi masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah, ditambah situasi ekonomi saat ini yang sulit.
Sebab sudah dipastikan keuntungan jika anak bersekolah di negeri, orang tua akan lebih murah menanggung biaya pendidikan anak sampai lulus.
Khusus untuk pendidikan dasar dan menengah, (SD, SMP dan SMA) pemerintah telah menetapkan empat jalur. 1. Jalur Domisili 2. Jalur Afirmasi 3. Jalur Prestasi dan 4. Jalur Mutasi.
Baca Juga:
Kabar Siaga 1 Banjir Cileungsi-Cikeas Malam Ini, KP2C: Itu Hoaks
Namun ke-4 (empat) jalur tersebut diduga menjadi alat bagi para oknum orang tua yang memiliki uang dan punya niat, di dukung pula dari para oknum guru di sekolah, dengan bersepakat mencari cara curang agar anak orang tua murid berduit dapat bersekolah di tempat yang diinginkan. Tentu saja dengan sejumlah rupiah sebagai upeti.
Penelusuran wartawan, di Kabupaten Bogor, Kecamatan Cileungsi, wilayah Desa Situsari, seorang orang tua murid sebut saja Ibu Mawar (bukan nama sebenarnya) seorang warga Desa Situsari tak jauh dari sekolah SD Negeri Cipeucang 02 kepada wartawan mengeluhkan cara-cara curang para oknum-oknum guru dan para orang tua murid yang berkeinginan anak meraka bersekolah di sekolah SMP negeri.
“Di SD Negeri Cipeucang 02, para orang tua ditawarkan dan di ajari cara-cara mendaftar anak masuk sekolah melalui sistem online, tetapi harus bayar sebesar Rp200.000,- lulus tidak lulus urusan belakangan,” kata Ibu Mawar, Kamis (10/7/025).
Bahkan, kata Ibu Mawar, oknum guru menawarkan dengan membayar hingga Rp6 Juta per murid, orang tua yang hendak anaknya masuk ke sekolah SMP negeri akan dibantu. Nantinya oknum guru yang akan mengisi persyaratan di sistem online SPMB ke SMP negeri mana yang hendak dituju, orang tua tinggal tenang dan dipastikan diterima di SMP yang di kehendaki.
“Banyakan dari jalur akademik, nilai raport bisa diakal-akalin. Saya juga heran, saya ditawarkan, tapi saya tidak mau lebih baik anak saya di sekolahkan di swasta saja daripada memilih cara-cara curang,” kata Ibu Mawar.
Ibu Mawar juga menyesalkan tindakan oknum-oknum tersebut. Sebab menurutnya, sekolah di negeri seharusnya diberikan kepada yang berhak, bukan dengan memanfaatkan aturan oleh oknum-oknum, mengakali sistem, meraup keuntungan, memanfaatkan keinginan orang tua yang anaknya hendak sekolah di SMP negeri.
“Coba saja bapak nanti cek ke SMP Negeri 2 (jalan Ciuncal), SMP Negeri 1 (jalan raya narongong) dan SMP Negeri 4 (jalan panangga) semua di wilayah kecamatan Cileungsi, pasti banyak murid lulusan dari SD Negeri Cipeucang 02,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Sekolah SD Negeri Cipeucang 02, Jaja, dikonfirmasi wartawan terkait pengakuan Ibu Mawar mengatakan tidak mengetahui perihal tersebut.
“Saya tidak tau itu, saya sudah kumpulkan guru-guru kelas 6 katanya tidak ada,” kata Jaja ditemui di SD Negeri Cipeucang 02, jalan Cileungi-Jonggol, yang juga didampingi 4 guru kelas 6, Senin (14/7/2025) siang.
Kata Jaja, murid-murid yang sudah lulus, bukan urusan pihaknya lagi, tapi sudah urusan orang tua masing-masing.
Namun Jaja mengakui, para orang tua yang hendak anaknya masuk ke SMP Negeri, pihaknya juga membantu mengisi akun SPMB, untuk mendaftarkan anak orang tua murid ke SMP negeri, namun orang tua murid harus terlebih dahulu membuat pernyataan.
Terkait pengakuan Ibu Mawar, hingga berita ini ditayang, wartawan masih berusaha meminta konfirmasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Bambang Widodo Tawekal.
[Redaktur: Jupriadi Sianturi]