Alhasil, meski waktu pelaksanaan sudah melewati batas, seolah tidak jadi persoalan. Konsultan pengawas juga tutup mata melihat kondisi lapangan yang masih amburadul.
Rumor yang berkembang di kalangan kontraktor menyebut, semenjak Abdul Rauf Gaffar menjabat sebagai Kasudin SDA Jaktim, diduga kuat dia turut bermain proyek diunitnya sendiri. Dengan cara memanfaatkan orang lain sebagai pekerja dilapangan dan memakai perusahaan-perusahaan rentalan (pinjaman). Bahkan dituding, biaya permodalan proyek juga disokong olehnya.
Baca Juga:
Runtuh Turap Wahangan Cipinang di Sukamaju Baru: Dinas PUPR Segera Perbaiki
Sumber membeberkan, ada beberapa titik proyek yang “empuk-daging” (istilah proyek di SDA Jakarta Timur yang sesungguhnya mudah dilaksanakan) tetapi pelaksanaan tidak tepat waktu. Meski sudah melewati batas waktu pelaksanaan tapi masih belum selesai juga, tidak jadi masalah. Hal itu diduga terjadi, karena modal yang tidak cukup dengan banyaknya proyek yang diraup oleh oknum.
“Pelaksanaan proyek kontruksi di Sudin SDA Jakarta Timur saat ini kebanyakan melalui e-catalog, sebagian besar dikuasai oleh orang-orang dalam, dan rekanan binaan. Termasuk pimpinan di unit itu,” terang sumber terpercaya yang enggan di tulis namanya.
Kasudin SDA Jakarta Timur Abdul Rauf Gaffar, dikonfirmasi wartawan melalui perpesanan WA, terkait telambatnya pelaksanaan proyek di Jalan Swadaya III Kelurahan Pondok Ranggon, dan dugaan dirinya sebagai beking di proyek tersebut dan beberapa proyek turap lainnya, enggan untuk menjawab atau membalas konfirmasi. Kasudin Rauf lebih memilih diam seribu bahasa.
Baca Juga:
Dibalik Bau Sampah TPST Bantar Gebang, Pengamat Tuding Proyek Turap Rp11 Miliar Beraroma Korupsi
[Redaktur: Alpredo Gultom]