WahanaNews Jakarta.co - Proyek peningkatan peningkatan standar penyelenggaraan pelayanan terminal bus tahun anggaran 2024 senilai Rp3.312.254.308,79,- diduga menyimpang. Kendati proyek telah usai dilaksanakan, namun ternyata masih menyisakan persoalan, seperti pemasangan atap membran dalam rincian anggaran belanja (RAB) spesifikasi terbuat dari bahan buatan jerman namun yang terpasang adalah buatan china.
Kepala Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI, Syamsul Mirwan dalam keterangan tertulisnya kepada LSM Jamak mengatakan bahwa proyek peningkatan standar penyelenggaraan pelayanan terminal bus senen melalui proses E-purchasing Katalog, dan untuk memastikan spesifikasi teknis kain membran, pelaksana PT. Anggi Gian Putra melakukan pengajuan approval material dan telah disetujui oleh konsultan pengawas PT. Indo Sakti Pancadipo Paragna.
Baca Juga:
Pidsus Kejaksaan DKI Limpahkan Kasus Dugaan Korupsi Dinas CRKT ke Kejari Jakpus
Menurut Syamsul, pelaksanaan proyek peningkatan Peningkatan Standar Penyelenggaraan Pelayanan Terminal Bus Senen selalu dilakukan monitoring dan pengawasan secara periodik oleh konsultan pengawas dan Tim Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Provinsi DKI Jakarta guna memastikan pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai ketentuan dokumen spesifikasi teknis dan peraturan perundang-undangan.
Sementara itu, direktur PT. Indo sakti Pancadipo Paragnah, Alhadi, yang ditunjuk sebagai konsultan perencana sekaligus konsultan pengawas pada proyek tersebut mengatakan, secara umum adanya pertimbangan waktu pekerjaan yang pendek dan konstruksi yang tingkat kesulitan yang tinggi, terutama faktor ketinggian, bentangan yang lebar dan kelengkungan membran yang cukup banyak.
"Maka pihak designer dari vendor mengusulkan menggunakan membran dengan ketebalan yang lebih besar dari gsm 750 gsm menjadi gsm 850 dan setelah disetujui di rapat monitoring rutin dengan pihak-pihak terkait,” ungkap Alhadi dalam dalam keterangan tertulisnya kepada LSM Jamak.
Baca Juga:
Datangi Kejati, LSM JAMAK Minta Laporan Dugaan KKN di Dinas CKTRP DKI Jakarta Diusut Tuntas
Menurut Alhadi, latar belakang adanya perubahan teknis adalah untuk mengurangi resiko kegagalan dalam proses pengerjaan seperti pengangkutan material dan stok barang di importir PT. Nusindroprima Indah, yang terbatas pada produk ketebalan 750 gsm, sedangkan untuk produk dengan ketebalan 850 dan 900 saat pelaksanaan cukup tersedia, jika dilakukan proses impor membutuhkan waktu yang cukup lama.
Menanggapi hal tersebut, pegiat anti korupsi, Ketua LSM Jamak, Hobbin mengatakan, pengguna anggaran dan konsultan pengawas telah membuat alasan mengada-ada dan telah menyimpang dari aturan sistem E-purchasing.
"Alhadi sebagai konsultan perencana dan pengawas dari awal perencanaan kan sudah mempertimbangkan semua aspek dalam perencanaan. Kenapa setelah proyek berjalan ada perubahan spesifikasi dengan berbagai alasan. Menurut saya sudah ada dugaan KKN antara KPA/ Konsultan dan penyedia adanya karena ada selisih perbedaan harga dengan yang terpasang saat ini, ujar Hobbin kepada wahananews di kantornya (28/4/2025).