“Nanti diuji coba juga, misalnya tanya ke lurah, pendudukmu berapa Pak Lurah? Terus kalau dijawab 3000 Pak Bupati, data kemarin. Nah itu kan top, data kemarin. Karena dinamika penduduk di desa kan sangat tinggi,” ungkap Gus Halim
Tidak hanya itu, Gus Halim juga meminta Pemerintah Kabupaten Bantul untuk rutin melakukan uji coba terkait dengan updating data di kelurahan.
Baca Juga:
Menteri Desa PDTT Dapat Gelar Profesor Kehormatan dari Unesa
“Kalau 3000 Pak Bupati, tapi data setengah tahun lalu, nah itu sudah berubah drastis. Mesti sudah ada yang pindah, ada yang melahirkan dan lain-lain. Nah itu maksud saya, jadi betul-betul menjadi sumber informasi tentang data, mau data yang benar tanya ke desa, jangan ke Kemendes, jangan tanya ke Kemensos, itu data lima tahun yang lalu. Itu data-data yang sudah usang,” sambung Gus Halim.
Menanggapi Gus Halim, Bupati Bantul juga mengakui data SDGs Desa merupakan data yang ampuh untuk dijadikan sebagai perencanaan pembangunan.
Menurut Bupati Bantul, dengan data yang mikro, lebih memudahkan pemerintah kabupaten untuk menentukan sasaran program kegiatan yang tepat dan relevan.
Baca Juga:
BRIN Serahkan 4.000 Aset Barang Milik Negara
Terbukti saat ini angka kemiskinan Kabupaten Bantul mengalami penurunan tertinggi selama sejarah penurunan kemiskinan.
Jika sebelumnya hanya 0,6 persen per tahun turunnya, di akhir 2022 dari data BPS mengalami penurunan sampai 1,77 persen.[mga]