CTI juga mengedukasi para pengrajin untuk lebih efisien dalam pengerjaannya dan harus mengetahui produk jadi apa yang akan dibuat agar kain tidak terbuang sia-sia dan nilai jualnya meningkat.
"Jadi kita mengajarkan pengrajin menerima order harus tahu end produknya mau jadi apa, supaya bukan hanya tata letak motif tapi sisi efisiensi juga, ingin cepat tapi belakangnya benang berantakan jadj secara ekonomi dihitung," jelas Intan.
Baca Juga:
Gen Z dan Milenial Jadi Penyebab Utama Kredit Macet Pinjol, OJK Beri Peringatan Khusus
Selain desain untuk baju jadi, CTI juga bekerja sama dengan interior desainer untuk menaruh motif tenun di setiap perlengkapan dan aksesori agar anak muda beli dan gunakan seperti tempat tisu, tempat lipstik dan sebagainya.
Selain itu, kerja sama dengan seniman yang menunjukkan tenun bukan hanya bisa dipakai tapi juga bisa dinikmati sebagai sebuah seni yang mengedukasi anak muda tentang motif tenun.
CTI juga memfasilitasi anak muda yang ingin mengunjungi sentra tenun agar lebih mengenal perbedaan tenun dan kemudian mencintainya.
Baca Juga:
Erick Thohir dan Biofarma Group Dorong Generasi Muda Kota Malang Pahami Literasi Digital
"Kita pernah bawa ke sentra tenun dan mereka jadi sadar bahwa prosesnya panjang dari benang jadi kain dan tekniknya macam-macam ini yang juga akhirnya mereka bisa membedakan," tutup Intan.
[Redaktur: Mega Puspita]