WahanaNews.co, Jakarta - Dalam seminggu terakhir DKI Jakarta peningkatan intensitas hujan yang signifikan. Hasilnya, beberapa titik di Jakarta tergenang. Hal tersebut membuat era kepemimpinan Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono disorot dan patut untuk dievaluasi.
Sebagai sebuah kota megapolitan, Jakarta memang sejak lama berjuang menghadapi tantangan yang signifikan dalam menanggulangi banjir yang kerap mengancam warga.
Baca Juga:
BPBD Kota Bekasi Gelar Edukasi ‘Kesiapsiagaan Sejak Usia Dini’, Begini Respon Wali Kota
Bahkan di awal minggu ini saja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat adanya 28 RT yang terendam banjir.
Pada Senin pagi (25/3/2024) tersebut banjir menghantam terutama daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, dengan ketinggian air mencapai 40 hingga 200 cm. Penyebab utama banjir ini adalah luapan Sungai Ciliwung, yang telah menjadi momok bagi warga Jakarta selama bertahun-tahun.
Menurut Tokoh Pemuda Betawi, Ihsan Suri, wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur menjadi yang paling terdampak oleh banjir kali ini. Meskipun demikian, tidak ada tindakan konkret yang diambil oleh PJ Gubernur dalam menanggapi situasi tersebut.
Baca Juga:
Kapolres Subulussalam Tinjau Proses Pencarian Korban Kecelakaan Mobil Avanza Hitam Terjun Ke Jurang Sungai Lae Kombih
Bahkan pada hari sebelumnya ketika banjir juga melanda Jakarta Barat, Heru Budi Hartono, hanya bisa meminta maaf atas genangan air yang berlangsung selama 24 jam.
"Permintaan maaf saja tidaklah cukup. Heru Budi Hartono harus mampu memberikan solusi yang lebih inovatif dan tanggap dalam menanggulangi masalah banjir yang terus mengganggu kehidupan sehari-hari warga Jakarta," ujar Ihsan Suri.
Lebih lanjut, Ihsan Suri menambahkan bila ada beberapa rencana yang harus direalisasi, misalnya saja pembangunan waduk di daerah Mampang yang telah direncanakan sejak tahun lalu dengan tujuan untuk mengurangi dampak banjir belumlah dilakukan.