WahanaNews-Jakarta | Viral video ghiatnewstv di channel youtubenya yang diunggah pada hari Selasa (21/6/2022) dini hari soal perseteruan antara 2 wartawati dari media online yang juga pengurus DPP Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia atas nama Rosalinda Karim alias Daeng dan Tri Wulansari di gate 9 Pekan Raya Jakarta (PRJ) dengan 2 prajurit TNI AD pada Minggu (19/6/2022) sore.
Peristiwa itu bermula kedua wartawati akan meliput ke dalam PRJ, namun di pintu masuk, seorang panitia Pekan Raya Jakarta menyampaikan bisa masuk asal medianya yang sudah terdaftar di media center.
Baca Juga:
Kabid Disperindagsar Kabupaten Rokan Hilir Delta Norantika Bantah Terkait Tudingan Salah Satu Oknum Pengurus LSM.
Pada saat terjadi argumen ringan antara kedua wartawati dengan panitia, seorang panitia mengatakan akan pertemukan dengan aparat yang piket di gate 9. Tidak berselang lama datanglah beberapa orang berpakaian loreng (diketahui dari Batalyon 2 Kodam Jaya).
“Awalnya hanya percakapan ringan, sampai aparat TNI/Polri itu menanyakan ke pembicaraan identitas media kami,” kata Wulan saat dikonfirmasi di TKP paska terjadinta insiden pengusiran di gate 9.
Lebih rinci, Wulan mengeluarkan identitas ID kemitraan Kodam Jaya yang didapatinya dari Pendam Jaya. Namun dibantah oleh oknum TNI tersebut. Ternyata tidak sampai disituh, Wulan pun menghubungi mantan Kapendam Jaya, Kolonel Herwin untuk bicara dengan kedua prajurit TNI AD, dan Humas Kodim Jakarta Timur, akan tetapi tetap tidak digubris.
Baca Juga:
Bawaslu Dairi Masif Membersihkan Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye
"Ini kartu apa, kok warna hijau (ucap Wulan sambil menirukan ucapan oknum TNI AD). Ini ID kemitraan wartawan yang saya miliki dari Kodam Jaya. Tetapi kedua prajurit itu kembali menanyakan identitas ID pers kami, ya kami keluarkan, dan lagi - lagi dibantahnya. "Ulas Wulan.
Ternyata arogansi kedua oknum TNI AD yang diketahui berpangkat Pratu kembali berbicara dengan nada kasar dan keras. Berdasarkan keterangan Wulan dan Daeng, kedua oknum prajurit TNI AD juga menyebut kedua wartawati adalah wartawan bodong.
"Mereka bukan saja menyebut kami wartawan bodong, akan tetapi juga menantang yang berlebihan, padahal sudah saya katakan perlakuan kalian sebagai abdi Negara sangat tidak pantas terhadap kami kaum hawa, terlebih saya adalah seorang ibu, dan ada anak saya seumuran kalian, kenapa kalian terus mengumpat dan tak sadar atas ucapan kasarnya telah melukai hati seorang ibu. "Ungkap Wulan.