Jalur ini seluruhnya akan dibangun di bawah tanah dan direncanakan memiliki 10 stasiun.
Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah, yang turut hadir dalam acara penandatanganan MoU, menyebut proyek ini sebagai bentuk sinergi antara dua provinsi yang bersahabat.
Baca Juga:
MRT Jakarta: Solusi Tepat dalam Mengatasi Kemacetan dan Pemangkasan Waktu
“Banyak warga Banten yang bekerja di Jakarta. Maka konektivitas transportasi adalah kebutuhan bersama,” ujarnya.
Menurutnya, pembangunan MRT ini akan mengurangi kemacetan, menurunkan ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, menciptakan efek ekonomi berganda, dan meningkatkan kenyamanan masyarakat.
Terlebih lagi, karena menggunakan listrik, proyek ini juga mendukung pengurangan emisi karbon dan memperkuat agenda kota berkelanjutan.
Baca Juga:
Polisi: Pembunuh Karyawan MRT di KBT Cakung Terjerat Utang Rp 3 Miliar
Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, menyampaikan bahwa studi yang dilakukan akan fokus pada efektivitas trase, potensi jumlah penumpang, dan skema pembiayaan.
Sementara itu, Sinar Mas Land menilai jalur ini sebagai solusi atas beban mobilitas harian warga Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, yang saat ini masih 82 persen mengandalkan kendaraan pribadi.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch, mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan ujian serius bagi visi aglomerasi lintas wilayah.